Tips Membuat Tulisan Opini Yang Bagus

Pada dasarnya, tulisan atau artikel non fiksi bisa dibagi dalam tiga jenis: Opini, Berita dan Ilmiah. Artikel berita berisi fakta dan konten yang akurat tentang sebuah peristiwa yang nyata terjadi. Tercakup di dalamnya adalah unsur 5W1H yang disajikan dengan cara yang bisa membantu pembaca mencapai pemahaman tentang peristiwa tersebut dengan lebih baik.

Artikel ilmiah adalah informasi tentang topik ilmiah yang didasarkan pada sebuah fakta dari sebuah konsensus ilmiah yang dihasilkan oleh orang atau organisasi yang tepat. Dengan kata lain, artikel ilmiah harus memiliki dasar fakta hasil penelitian ilmiah yang sudah diuji dan diterima oleh publik.

Sedangkan Opini adalah sebuah artikel di mana penulisnya mengekspresikan pendapat pribadi mereka tentang masalah tertentu atau item berita. Biasanya, opini seringkali ditulis dengan nada tulisan yang kontroversial dan provokatif untuk menarik minat pembaca. Termasuk di dalam tulisan opini ini adalah tulisan-tulisan tentang tips, motivasi dan semacamnya. Yang isinya berupa pendapat pribadi dari penulis berdasarkan pengalaman mereka.

Mungkin kita pernah merasa sangat marah dengan sebuah berita yang kita baca. Atau kita merasa sangat tidak suka terhadap sebuah tren populer yang diikuti oleh banyak orang. Atau kita merasa ada sesuatu hal yang kita kuasai dengan baik dan berpendapat orang banyak harus tahu tentang hal ini.

Daripada disimpan dalam tempurung kepala, lebih baik suarakan dalam bentuk tulisan opini. Sebuah opini adalah cara yang bagus untuk membuat pendapat kita dikenal orang lain. Bahkan ini adalah jalan yang tepat untuk personal branding, menunjukkan kapabilitas kita sebagai penulis.

Opini juga bisa membantu kita menemukan tema tulisan untuk artikel, blog atau bahkan seluruh isi buku. Seandainya tidak ingin dipublikasikan, tetaplah menuliskan opini tersebut karena ini adalah cara yang bagus untuk belajar mengatur pemikiran dan menyusun argumen.

Sebuah opini yang bagus pada dasarnya harus mengandung tiga unsur:

>

Kontroversial, argumen yang logis dan kesimpulan yang kuat.

Ini adalah hasil kesimpulan yang saya dapatkan dari pengalaman membaca dan menuliskan opini pribadi.

Harus diakui, saya sendiri belum termasuk penulis opini yang bagus. Meskipun ada beberapa tulisan saya yang memenuhi ketiga unsur tersebut, salah satunya adalah artikel “Membongkar Pembodohan Beli Property Tanpa Modal Tanpa Utang”.

Tulisan opini tersebut kontroversial? Ya. Karena saat tulisan itu dibuat sedang marak seminar-seminar tentang property semacam itu dan opini saya melawan pendapat si pencetus tema yang memiliki banyak pendukung. Artikel ini (menurut mesin hitung pembaca Kompasiana yang sering tidak faktual) sudah dibaca hampir 500 ribu kali, dibagikan puluhan ribu kali, dan dijadikan rujukan di banyak blog pribadi.

Artikelnya mengandung argumen yang logis? Ya. Karena didalamnya saya kemukakan alasan-alasan logis mengapa tema tersebut adalah omong kosong dan nonsense.

Apakah kesimpulannya kuat? Ya. Karena kesimpulannya bisa menjawab keraguan atas sebuah pertanyaan, “Apakah bisa beli property tanpa modal?”

Menilai sebuah tulisan opini itu bagus atau tidak sangat subyektif, sebagaimana tulisan itu sendiri yang juga bersifat subyektif. Namun, setidaknya ada cara, tips, atau langkah-langkah tertentu yang bisa dijadikan pedoman untuk menulis opini yang bagus.

Berikut ini adalah beberapa tips menulis opini yang bagus berdasarkan beberapa sumber tulisan opini:

1. Tuliskan opini kita dengan penuh gairah.

Menuliskan opini adalah kesempatan bagi kita untuk menyuarakan keyakinan, nilai dan wawasan pribadi. Tulisan ini harus sepenuhnya subyektif dan ditulis dengan penuh gairah.

Artinya, tulisan ini mewakili perhatian penuh kita pada sesuatu yang membuat kita tidak nyaman. Seandainya tulisan itu bersifat mendukung, gairah akan dukungan itu juga bisa terbaca dengan jelas.

2. Jangan takut akan kontroversi.

Sebagian besar tulisan opini yang berhasil menarik minat pembaca bersifat kontroversial. Jadi, jangan ragu untuk menentang pendapat umum. Jangan takut untuk menyuarakan pendapat dengan pendekatan yang berbeda dari yang dilakukan banyak orang. Setuju, atau tidak. Pilih sisi hitam atau putih. Jangan bersifat abu-abu. Justru tulisan yang ragu-ragu dalam berpihak menunjukkan ketidakkonsistenan kita, dan itu bukanlah sebuah opini yang bagus. Tidak ada orang yang percaya pada tulisan yang penuh keraguan.

3. Kemukakan argumen yang logis.

Opini yang bagus selalu disandarkan pada logika yang baik. Saat kita menulis, pastikan bahwa kita tahu apa masalahnya, tahu apa yang hendak kita kemukakan. Jangan sampai kita menulis berdasarkan apa yang tidak kita kuasai dengan baik.

Jika ada ketidaksetujuan pada suatu masalah, kemukakan argumen kita dengan cara yang kritis dan persuasif. Bayangkan pendapat pribadi kita sedang diadili, dan kita sedang membela diri dengan argumen-argumen yang bisa membuat juri atau hakim berada di pihak kita.

4. Awali tulisan dengan sebuah kejutan.

Faktor psikologis pembaca sangat berpengaruh dalam tulisan opini yang hendak kita buat. Pembaca biasanya akan tertarik pada tulisan yang diawali dengan sensasi. Jika awal tulisan menarik, mereka akan meneruskan untuk membaca. Jika tidak, ya apa boleh buat, dilewatkan begitu saja.

Itulah sebabnya mengapa timbul fenomena clickbait. Judul headline dibuat sesensasional mungkin. Untuk tulisan opini, kita bisa mengawalinya dengan pertanyaan yang menarik atau pernyataan yang kuat dan kemudian kita pertahankan. Misalnya, “Mengapa sih masalah rem sepeda onthel saja diributkan warganet?” (Jika saya jadi pembaca, awal tulisan seperti ini menurut saya bisa mengundang rasa penasaran).

5. Jagalah nada tulisan tetap konsisten.

Setiap penulis memiliki gaya dan nada tulisan yang berbeda. Jika kita terbiasa menulis dengan gaya yang lugas, jangan merubahnya menjadi gaya yang bertele-tele dalam satu artikel. Jangan paksakan untuk melucu jika kita bukan tipe yang humoris. Jika kita mengawali tulisan dengan nada marah-marah, jangan tiba-tiba berbelok menjadi retoris di tengah-tengah tulisan. Pertahankan nada tulisan sejak awal hingga kita bisa menutupnya dengan sebuah kesimpulan yang jelas.

6. Gunakan metafora untuk menyederhanakan ide-ide kompleks.

Pembaca umumnya tidak suka dengan kalimat-kalimat panjang yang menghamburkan banyak kata saat kita menjelaskan sebuah ide atau tema. Penggunaan metafora adalah untuk merangsang imajinasi pembaca dalam menangkap ide atau pesan yang ingin kita sampaikan.

7. Pertahankan struktur tulisan yang jelas.

Pendapat terbaik akan berantakan jika ada struktur tulisan yang lembek. Pastikan opini kita memiliki awal yang bagus, menarik di bagian tengah, dan kesimpulan akhir yang kuat.

***

Setiap penulis tentunya memiliki cara atau tips tersendiri dalam menuliskan opini mereka. Apakah tips yang saya sajikan ini bagus dan tepat untuk diterapkan? Ini adalah penilaian yang subyektif.

Anda bisa menyanggahnya dengan beberapa tips yang berbeda sama sekali. Yang jelas, tulislah opini dengan keyakinan kuat seakan-akan pendapat anda lah yang paling benar, saat itu.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Lihat Semua Komentar (11)