Komponen Dan Fungsi Kopling Pada Mobil

Teknisimobil.com – Sistem pemindah tenaga adalah salah satu sistem yang penting dalam mobil pembakaran dalam. Untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, sistem ini menjadi yang paling penting di antara sistem lain pada mobil. Apabila kopling mengalami selip atau kerusakan lain, maka dapat dipastikan putaran mesin yang akan disalurkan ke roda dapat terganggu. Oleh karena itu, kita perlu mengenal lebih jauh tentang komponen dan fungsi kopling pada sebuah mobil.

Sistem kopling atau clutch system terdiri dari beberapa komponen utama. Komponen-komponen tersebut tergantung pada jenis mekanisme penggerak koplingnya. Penggerak kopling terbagi atas mekanisme penggerak mekanik atau hidrolik. Namun, secara umum komponen-komponen kopling terdiri dari pedal kopling, mekanisme penggerak mekanik atau hidrolik, release fork, release bearing, clutch cover, dan clutch plate. Berikut adalah uraian lengkapnya.

Kiri: penggerak kopling mekanik; Kanan: penggerak kopling hidrolik. Gambar di atas menjelaskan secara umum komponen-komponen yang ada pada sebuah sistem kopling.

Pedal kopling – Komponen sistem kopling yang pertama adalah pedal kopling atau clutch pedal. Pedal kopling ini terletak pada bagian pedal yang paling kiri. Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga putar dari mesin ke transmisi.

Pedal kopling terletak paling kiri.Pada saat pedal kopling diinjak, maka hubungan antara mesin dan transmisi akan terputus. Dengan kata lain tenaga dari mesin tidak diteruskan ke transmisi. Sementara itu, ketika pedal kopling tidak di tekan, kopling akan meneruskan tenaga dari mesin ke transmisi.

Master silinder dan release silinder kopling – Komponen ini hanya ada pada sistem kopling dengan penggerak hidrolik. Master silinder kopling ini berfungsi untuk memperbesar tenaga dari pengemudi saat menekan pedal kopling. Master silinder dihubungkan ke pedal kopling melalui push rod (batang pendorong).

Bagian atas adalah master silinder, dan bagian bawah silinder pelepas (release cylinder) dan sebuah selang penghubung antara keduanya.Master silinder kopling dilengkapi dengan reservoir tank yang berfungsi untuk penampung minyak kopling yang digunakan sebagai media penyalur tenaga dari master silinder ke silinder kopling. Salah satu syarat untuk dapat menyalurkan tenaga pada mekanisme penggerak hidrolis ini adalah pada sistem hidrolis harus bebas dari udara (tidak ada udara pada sistem) atau tidak anginan. Bila terdapat udara pada sistem maka akan membuat kinerja mekanisme penggerak ini menjadi tidak optimal atau bahkan sama sekali tidak dapat bekerja.

Terdapatnya udara pada sistem dapat disebabkan karena terjadinya kebocoran pada sistem hidrolis. Atau pada saat penggantian komponen-komponen mekanisme penggerak hidrolis dilakukan. Jika terdapat udara pada sistem maka harus dihilangkan dengan cara melakukan bleeding pada mekanisme hidrolis.

Sementara itu, silinder pembebas atau release cylinder ini terletak pada bagian bawah kendaraan. Bagian ini memiliki fungsi untuk meneruskan tenaga dari master silinder yang nantinya digunakan untuk mendorong garpu pembebas (release fork). Tenaga dari master silinder ini diteruskan ke silinder pembebas kopling melalui pipa atau selang penghubung.

Clutch release cable – Komponen sistem kopling berikutnya adalah clutch release cable.

Kabel kopling mobil.Clutch release cable atau kabel kopling merupakan komponen pada sistem kopling yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari pengemudi (injakkan di pedal kopling) yang menuju ke garpu pembebas (release fork). Ketika pedal diinjak maka kabel ini akan menarik garpu pembebas sehingga akan memutuskan hubungan antara mesin dengan transmisi.

Release Fork dan Release Bearing – Komponen berikutnya adalah release fork dan release bearing. Kedua komponen ini ada di semua jenis penggerak kopling.

Release fork pada kopling mobi.Garpu pembebas atau release fork berfungsi untuk menekan release bearing untuk membebaskan hubungan antara mesin dan transmisi.

Release bearing merupakan komponen pada sistem kopling yang berfungsi untuk menekan pegas penekan pada clutch cover ketika pedal kopling ditekan. Bagian release bearing yang berhubungan dengan pegas penekan dapat berputar bebas, sedangkan bagian release bearing yang berhubungan dengan release fork tidak dapat berputar.

Clutch Cover – Komponen sistem kopling berikutnya adalah clutch cover. Clutch cover atau tutup kopling ini pada umumnya terdapat dua tipe berdasarkan pegas penekan yang digunakan, yaitu tipe pegas diafragma dan tipe pegas coil.

Clutch cover digunakan sebagai tutup kopling yang dipasangkan pada fly wheel (roda gila) dengan sambungan baut. Clutch cover ini juga sebagai dudukan dari pegas penekan. Pada saat pegas penekan ini ditekan oleh release bearing maka pegas penekan akan mengungkit plat penekan. Akibatnya plat penekan tidak akan menekan plat kopling atau dengan kata lain plat kopling menjadi bebas dan putaran dari mesin tidak diteruskan ke transmisi. Selain itu pada cover clutch juga terdapat plat penekan yang berfungsi untuk menekan plat kopling untuk menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi.

Clutch Disc – Komponen terakhir dari sistem kopling adalah clutch disc. Komponen ini yang paling sering bermasalah pada sebuah sistem kopling.

Clutch hub pada clutch disc merupakan bagian yang berhubungan dengan input poros transmisi. Pada clutch hub ini terdapat alur yang berfungsi untuk menghubungkan plat kopling dengan poros input transmisi sehingga ketika plat kopling berputar maka poros input transmisi juga ikut berputar.
Facing pada plat kopling merupakan bagian yang bergesekkan dengan fly wheel dan plat penekan yang berfungsi untuk meneruskan putara dari mesin ke transmisi. Sementara itu, cushion plate pada plat kopling berfungsi untuk memperlembut hubungan saat kopling mulai menekan fly wheel. Torsion damper berfungsi untuk meredam terjadinya kejutan saat kopling mulai terhubung.