Kerja Otot Statis Dan Dinamis Keluhan Muskuloskeletal

Untuk bisa mencapai efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal serta memberikan rasa nyaman pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara : a. Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah. b. Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin. c. Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku tentang sarana kerja meja, kursi, dll. yang sesuai dengan antropometri pemakainya. d. Mengupayakan agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan sikap duduk atau kombinasi duduk dan berdiri.

2.5. Kerja Otot Statis dan Dinamis.
Pada kerja otot dinamis, kerutan dan pengenduran suatu otot terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis suatu otot menetap berkontraksi untuk suatu periode waktu secara kontinyu. Untuk kerja otot dinamis, energi kerja adalah hasil perkalian diantara selisih panjang otot sebelum dan pada keadaan maksimum kontraksi dengan besarnya kekuatan. Pada pekerjaan statis, panjang otot tetap dan seolah-olah tidak kelihatan kerja luar sehingga energi tidak bisa diperhitungkan dari besarnya kekuatan Suma’mur, 1984. Dalam kehidupan sehari-hari, selalu terjadi aneka ragam kegiatan otot statis. Pada keadaan berdiri sejumlah otot kaki, paha, punggung dan leher berada dalam kontraksi statis. Oleh karena kerja otot statis inilah bagian-bagian tubuh dapat dipertahankan berada dalam posisi yang tetap. Keadaan peredaran darah berbeda pada otot statis dan dinamis. Dalam otot yang bekerja statis, pembuluh-pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot. Dengan begitu peredaran darah dalam otot tersebut menjadi berkurang. Sebaliknya otot yang berkontraksi secara dinamis berlaku sebagai pompa bagi peredaran darah kerutan disertai pemompaan keluar otot. Pengenduran adalah kesempatan bagi darah untuk masuk dalam otot. Jelaslah bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisme akan segera dibuang. Otot –otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan yang ada. Sisa metabolisme tidak bisa diangkut keluar tubuh melainkan tertimbun. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada otot. Rasa nyeri ini memaksa untuk menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya kerja otot dinamis dengan irama yang tepat dapat bertahan lama, berkelanjutan tanpa kelelahan otot Almatsier, 2002.2.5. Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai keluhan sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat amenyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, tendon. Keluhan inilah yang disebut denga keluhan muskuloskeletal atau muskuloskeletal Disorders MSDs atau cidera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar, keluhan pada otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis . Namun, keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. 2. keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan , namun rasa sakit pada otot terus berlanjut. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan waktu pembebanan yang panjang. Keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20, maka peredaran darah dari otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Sehingga suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada otot Suma’mur, 1989. Menurut Peter 2000 yang dikutip Rizki 2007, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu : 1. Peregangan Peregangan otot yang berlebihan over exertion pada umumnya sering dikeluhkan oleh para pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar. Apabila hal ini sering terjadi, maka dapat meningkatkan terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal. 2. Aktivitas berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan terus-menerus. Keluhan terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. 3. Sikap kerja tidak alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, dan sebagainya. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja yang tidak alamiah dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. 4. Faktor penyebab sekunder a. Tekanan Terjadi tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak saat harus memegang alat, dapat menyebabkan nyeri otot yang menetap. b. Getaran Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan meneyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancer, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot Sum’mur, 1989. c. Mikrolimat Paparan suhu dingin atau panas yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan, dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlalu besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dngan lingkunga tersebut. Apabila tidak diimbangi dengan pemasukan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan energi ke otot. Akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun sehingga proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot.2.6. Nordic Body Map