Ipega PG 9021 Keren Meriah Dan Sekaligus Murah

Smartphone gaming controllermemang sudah tersedia sejak lama baik untuk Android ataupun iOS, namun baru sekarang saya merasakan kebutuhan untuk benar-benar menggunakan controller. Ini karena ketika saya memainkan Modern Combat 5, saya benar-benar dibantai oleh pemain yang menggunakan Moga controller. Awalnya saya sudah siap memesan Moga pocket namun ternyata Billion sudah membeli Ipega PG 9021 yang akhirnya saya pinjam untuk membuat ulasan ini. Saya selalu menganggap bahwa controller seperti ini akan berukuran mini atau setidaknya lebih kecil dari controller console. Namun begitu saya pegang, ternyata Ipega PG 9021 adalah controller dengan ukuran yang besar dan bahkan lebih besar dari controller PlayStation 4. Ini membuat saya merasa semangat karena memang itulah yang saya cari. Pertama kali membaca user instruction yang datang bersama dengan Ipega saya merasa sedikit kebingungan karena Ipega mempunyai 4 mode yang cocok untuk berbagai kebutuhan. Namun pada dasarnya dua mode umum yang akan terpakai sering adalah mode x untuk Android dan mode b untuk iOS. Cara menghubungkannya cukup mudah: nyalakan Ipega, tekan tombol X + home, nyalakan Bluetooth android smartphone, pairing, dan selesai. Setelah itu saya melakukan mounting smartphone ke dalam hookIpega yang ternyata bisa ditarik cukup tinggi. Tidak bisa menampung tabletmemang, namun setidaknya phablet dapat dipasang dengan mudah. Saya sendiri menggunakan Xiaomi MI3 5 inch dan masih terdapat sisa ruang tarikan sekitar 3 cm. Game pertama yang saya coba adalah The King of Fighters ’98 dan tanpa melakukan banyak settingsaya langsung bisa beraksi. Pengalaman bermainnya jelas terasa berbeda. Ipega untungnya mempunyai respon yang sangat baik sehingga melakukan gerakan combo atau special attack yang cepat juga dapat dieksekusi dengan mudah. Game kedua yang saya coba adalah Shadowgun: Dead Zone. Di gameini juga performa Ipega terbilang baik dan responsif. Semua tombol berfungsi sebagai mana mestinya, walaupun kamu sebelumnya harus melakukan mapping. Game selanjutnya yang saya coba adalah Sonic The Hedgehog 2 dan tanpa settingsama sekali Ipega kembali berfungsi dengan baik. Sekitar 40 menit lamanya saya masuk ke dalam dunia nostalgia bersama sang landak ini, menggunakan controller jelas membawa sensasi tersendiri. Karena penasaran saya juga mencoba Manuganu 2 dan lagi-lagi Ipega tidak membutuhkan setting apapun walaupun saya harus menekan semua tombol untuk mencari tombol apa saja yang berfungsi. Sejauh ini saya cukup terkejut untuk melihat compatibility yang cukup bagus. Untuk Android hampir semua gameyang saya punyakompatibel dengan Ipega tanpa banyak setting. Namun ada juga beberapa game yang memang tidak kompatibel dengan Ipega seperti match-3 atau gameyang dirancang khusus layar sentuh. Hal yang bertolak belakang ketika saya mencobanya untuk iOS. Ipega untuk iOS hanya menyediakan mode iCade yang berarti game yang support iCade saja yang bisa dimainkan dengan ipega. Memang ada banyak game yang support iCade (kamu bisa lihat daftarnya di sini), namun jangan harap ada Modern Combat 5 atau game action 3D lainnya karena iCade lebih berkonsentrasi di platformer atau retro game. Untuk kualitas produknya sendiri, saya dengan senang hati melaporkan bahwa Ipega dibuat baik. Walaupun ini adalah produk buatan Cina dengan harga yang murah, tapi sama sekali tidak ada indikasi bahwa ini produk murahan. Memang bahannya sedikit tipis dan tidak memberikan kesan kokoh seperti controller Xbox, namun finishing build terasa mantap. Analog utama yang merupakan elemen terpenting terasa enak untuk digunakan dan responsif. Tapi D-pad yang berada di kiri bawah sayangnya tidak memberikan pengalaman yang sama. Ketika ditekan D-pad ini tidak memberikan respon balik yang enak, tapi karena D-pad ini juga jarang digunakan oleh saya maka saya juga tidak terlalu memikirkannya. Bagian button A, B, X, dan Y, terasa ok untuk digunakan tapi tidak seenak controller PlayStation. Jika kamu menggunakan controllerPlayStation maka tombol akan memberikan daya tahan sampai ke titik tertentu sebelum akhirnya menyerah dan memberikan kamu sebuah “klik” (susah menjelaskannya tapi saya yakin kamu tahu apa yang saya maksud). Di Ipega, tombol-tombol juga akan memberikan daya tahan namun tidak ada rasa klik, kamu tahu bahwa tombol itu telah bekerja dengan melihat reaksi di layar, bukan dari rasa “klik” yang diciptakan oleh tombol. Satu sentuhan yang terasa berguna adalah tombol media di bagian kanan bawah. Tombol media ini berguna untuk menambah dan mengurangi volume. Ini sangat membantu karena begitu smartphone kita berada dalam klip maka mengatur volume bisa jadi perkara yang menyulitkan. Untuk masalah baterai Ipega cukup di charge sekitar 1 jam sampai penuh untuk penggunaan sekitar jam, tergantung game apa yang kamu mainkan. Sebuah game fighting jelas akan membuat penggunaan baterai semakin boros jika dibanding dengan bermain Manuganu 2yang hanya mengandalkan 2 tombol saja. Ada yang mengatakan bahwa Ipega ini mampu bertahan 20 jam namun saya tidak pernah mendapatkan daya baterai selama itu. Jika Ipega ini rusak maka mungkin saya akan membeli Moga sebagai penggantinya, terutama karena faktor tombol A, B, X, dan Y yang tidak terlalu enak. Namun jika kamu belum pernah mempunyai controller untuk smartphone maka Ipega ini adalah langkah awal yang tepat. Kamu akan mendapat sebuah controller entry level yang solid dengan fitur yang cukup lengkap dan compatibledengan iOS (iCade only) dan Android. Untuk harganya yang berkisar Rp. 250.000 saya sebenarnya bisa merekomendasikan ipega dengan cukup mudah kepada kamu. Kamu bisa membeli Ipega di jakartanotebook.com atau kaskus (cukup ketik jual Ipega). Sumber : id.gamesinasia.com