Biaya Kualitas Dan Produktivitas Pengukuran Pelaporan Dan Pengendalian R1 PEMBAHASAN PENGUKURAN

PENGUKURAN BIAYA KUALITAS
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara, seperti : dengan meningkatkan pelanggan atau menghemat biaya biaya

Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam profitabilitas dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar.

DEFINISI KUALITAS
Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (Goodness). Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut atribut kualitas yang sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut :

1. Kinerja (Performance) 2. Estetika (Aesthetics) 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability) 4. Fitur (Features) 5. Keandalan (Reliability) 6. Tahan lama (Durability) 7. Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance) 8. Kecocokan penggunaan (Fitness for Use) 4 dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip tidak tidak tepisahkan (Inseparability Principle) mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan. Dengan demikian, perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebut diatas sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap setara.

DEFINISI BIAYA KUALITAS
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas (Cost of Quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan 2 sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, antara lain :

Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian.

Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.

Kegiatan karena kegagalan (Failure Activities) dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan.

Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan 4 kategori biaya kualitas, antara lain :

Biaya pencegahan (Preventional Cost)
Biaya ini digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun.

Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Terjadi unutk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.Contoh : biaya pemerikasaan dan pengujian bahan baku, pemerikasaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemerikasaan dan pengujian) dan pengesahan dari pihak luar.

Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian

Biaya kegagalan eksternal (Eksternal Failure Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.

MENGUKUR BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (Observable Quality Cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden quality cost) adalah biaya kesempatan (opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk.

Ada 3 metode yang disaranakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi, antara lain :

Metode Pengali (Multiplier Method), metode ini, mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.

Total Biaya Kegagalan Eksternal = k (biaya kegagalan eksternal yang terukur)
Metode Penelitian Pasar (Market Research Method), Metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan dan pangsa pasar.

Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Quality Loss Function), Fungsi ini mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulakn biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai target. Persamaan Taguchi :

k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan. y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas. T = Nilai target dari karakteristik kualitas. L = Kerugian kualitas PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS
Sebuah sistem pelaporan akuntansi memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius pada perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem ini ialah dengan menilai biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara rinci berdasarkan kategorinya memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas setiap periode, sehingga manajer dapat menilai dampak keuangannya. Kedua catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori, sehingga para manajer dapat menilai kepentingan relatif masing-masing kategori.

Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kulaitas terhadap keuangan perusahaan dapat lebih mudah dinilai dengan menampilkan biaya biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan aktual

Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat , biaya kegagalan seharusnya menurun . Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian , perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level –AQL)

Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Cacat-Nol
Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas toleransi karateristik kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai spesifikasi. Selain itu, terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pada akhir tahun 1970-an, model cacat nol ( zero-defects model ) menentang model AQL karena model cacat nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan biaya. Perusahaan dengan semakin sedikit produk cacat akan lebih kompetitif relatif daripada perusahaan dengan model AQL tradisional. Pertengahan tahun 1980-an, model cacat nol disempurnakan dengan model kualitas kokoh ( robust quality model ), yang menentang AQL. Menurut pandangan ini penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan menipu.

Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Model kualitas kokoh menentang definisi unit cacat, menyempurnakan pandangan terhadap biaya kualitas, mengintensifkan upaya perbaikan kualitas. Perusahaan yang berupaya mencapai kondisi cacat nol atas produk mereka ( kondisi dengan toleransi nol ), dapat mengkapitalisasi kualitas dengan menurunkan jumlah unit cacat sambil menekan total biaya kualitas. Tingkat optimal dari biaya kualitas ialah keadaan di mana produk-produk yang diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk mencapai nilai target menciptakan sebuah dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia kualitas statis AQL

Manajemen Berbasis Kegiatan Dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan ( ABM )mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah, serta tidak bernilai tambah, dan hanya mempertahankan kegiatan yang bernilai tambah. Prinsip ini diaplikasikan pada kegiatan berkaitan dengan kualitas. Biaya kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang tudak menghasilkan nilai tambah harus dihilangkan.

ABM mendukung pandangan cacat nol robust, di mana tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian; biaya kegagalan tidak menghasilkan nilai tambah, sehingga harus dikurangi hingga nol. Beberapa biaya pengendalian juga tidak memberikan nilai tambah, sehingga juga harus dihilangkan. Sedangkan untuk biaya pengendalian yang memberikan nilai tambah mungkin dijalankan namun tidak efisien, dan biaya untuk kegiatan tidak efisien dianggap tidak bernilai tambah, sehingga biaya untuk kategori ini juga dapat dikurangi menjadi lebih rendah.

Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara 4 kategori yaitu biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal dan kegagalan eksternal, sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan biaya kualitas dari waktu ke waktu dapat digambarkan oleh grafik tren atau biasanya disebut laporan tren kualitas multi-periode.

PENGGUNAAN INFORMASI BIAYA KUALITAS
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Informasi biaya kualitas dapat digunakan dalam keputusan penetapan harga strategis dan analisis produk baru. Informasi biaya kualitas menjadi dasar yang sangat penting bagi penelusuran perusahaan atas perbaikan yang berkelanjutan.

PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien dan spesifik yang nantinya akan ada kesinambungan antara output dan input yang mana nantinya digunakan untuk memproduksi output. Dalam produktivitas ini ada juga istilah mengenai Efisiensi Produksi Total dimana pengertiannya adalah suatu titik dimana ada dua kondisi yang terpenuhi, yaitu :

Setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, dimana tidak ada satupun input yang digunakan melebihi yang diperlukan guna menghasilkan yang namanya output. Melirik dari bauran yang ada di point pertama, dipilih bauran dengan biaya yang paling rendah.

Kondisi pada point pertama diatas tersebut digerakkan oleh hubungan teknis dan karenanya sering disebut dengan istilah Efisiensi Teknis atau Technical Efficiency. Berbeda dengan kondisi yang pertama, kondisi yang ada pada point dua diatas lebih pada digerakkan oleh hubungan relative dari harga input, maka dari itu kondisi ini sering mendapat istilah Efisiensi Trade-Off input atau Input Trade-Off Efficiency.

Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan.

Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement).

Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.

Rasio produktivitas = output/input
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measure).

Ukuran-Ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif, Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran produktivitas Ladd Lighting pada tahun 2007, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan. Efesiensi produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.

Keunggulan Ukuran Parsial, keunggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.

Kelemahan Ukuran Parsial, Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktu untuk merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi sementara output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun.

Pengukuran Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total (total productivity measurement). Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total. Pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan pengukuran multifaktor yang umum disarankan dalam literatur produktivitas adalah menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks, sulit diinterpretasikan dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement) dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked productivity measurement).

Pengukuran Profil Produktivitas, Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah

Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba, Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut:

Aturan Keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.

Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.

PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar
KOMPONEN PEMULIHAN HARGA
Komponen pemulihan harga ( price recovery component ) adalah selisih antara perubahan laba total dan perubahan produktivitas terkait dengan harga. Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan aktivitas.

Pemulihan harga = Perubahan harga – Perubahan produktivitas terkait dengan laba
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input. Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Tetapi kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.

KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat maka lebih sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sementara pengurangan jumlah output yang digunakan meningkatkan produktivitas.

Oleh karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran – ukuran produktivitas. Namun, ada juga cara – cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat akan tetapi masih menjalankan proses yang tidak efisien.

INSENTIF PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian insentif ulang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Pembagian keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya. Insentif pembagian keuntungan dapat digunakan sebagai insentif bagi para manjer dan pekerja untuk mencari cara – cara untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Bonus dapat diberikan misalnya dengan melihat kualitas produk keseluruhan. Jumlah bonus dapat bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Manajerial (Jilid 2) (Edisi 8) Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen