Apa Yang Harus Kita Lakukan Di Tengah Ancaman Virus Corona COVID19

H: Kalau ada kejadian di lapangan, ini kan namanya sosialisasi. Bagaimana kemudian kita supaya ada kesadaran pada masing-masing orang, saya ini kayaknya mulai 37 celcius panasnya dan mulai ada terasa batuk2. Perlu ada ketakutan2 kah? Misalnya, eh jangan-jangan saya kena covid nih, kena corona, padahal mungkin selama ini dia juga sering kena batuk gitu kan. Bagaimana supaya jadi gak salah di level masyarakat?

R: Jadi memang kita melihat untuk, karena ini virus baru ya, jadi semalam nonton gak mas ada diskusi di Kompas ya? Itu Mafindo masyarakat anti-hoax bilang bahwa sudah lebih dari 100 hoaks terkait korona. Jadi banyak sekali hoaksnya. Untuk sebuah topik yang sangat spesifik, jumlah itu cukup tinggi. Dan memang kita juga melakukan monitoring terhadap ini jumlahnya tinggi.

Sebenarnya pesannya gini, educate yourself. Cari informasi yang benar. Hati2 dengan informasi yang beredar di Internet dan di WhatsApp karena tidak semua benar. Sebenarnya sudah banyak effort yang dilakukan Google sendiri. Kalau Anda search mereka sudah punya panel apa Namanya, crisis covid, itu yang muncul hanya akan situs-situs yang kredibel, yang terpercaya.

H: Yang kompeten ya.

R: Jadi yang kompeten kalau di Indonesia adalah yang pasti situs-situs kementerian kesehatan, kemkes.go.id, infeksiemerging, kemudian WHO dan juga UNICEF. Kemudian ada juga teman-teman dari civil society yang bergerak ya seperti kawalcovid, dll. Jadi pastikan anda mendapatkan informasi yang benar.

Kemudian UNICEF juga mengeluarkan ini Mas, inisiatif melakukan survey di awal Februari ketika ini mulai ramai kita survei, jadi UNICEF punya lebih dari 100 ribu relawan yang tersebar di seluruh Indonesia, mostly remaja. Kita survei mereka tanya tentang beberapa hal untuk tahu persepsi masyarakat tentang virus corona ini seperti apa sih.

H: Persepsi saja atau pemahaman?

R: Knowledge dan persepsi. Ngerti gak sih corona itu apa? Cara mencegahnya bagaimana? Symptomsnya seperti apa? Merasa berisiko atau tidak? Tahu gak apa yang harus dilakukan? Terus ada pertanyaan tentang percaya gak pemerintah bisa menangani ini? Dan apakah pemerintah sudah memberikan informasi yang baik?

Menarik sekali karena dari sekitar 4 ribu partisipan yang terlibat, ini remaja ya, age group-nya mostly tahun, itu 1/4nya atau 25% bahkan tidak pernah mendengar corona sama sekali.

H: Seribu orang berarti?

R: Seribu orang, tapi ini dilakukan di awal Februari ya.

H: Awal Februari itu sudah lumayan ramai ya?

R: Iya.

H: Kan dari Januari ya?

R: Betul. Terus, dari segi pengetahuan, itu juga agak mengkhawatirkan, jadi masih banyak yang menganggap virus corona ini ditularkan dari misalnya barang-barang, dari produk negara tertentu. Kemudian bahwa penularannya lewat udara. Jadi masih banyak sekali..

H: Ada yang bilang loh kemaren gak boleh natap mata karena katanya menular lewat tatapan mata, padahal tatapan mata itu kan yang turun ke hati bukan covid.

R: He eh, terus banyak juga yang dari segi knowledge kita lihat apakah dia punya informasi yang lengkap. Lengkap itu dilihat dari tau cara mencegah, tahu cara penularannya, kemudian tahu symptom-nya.

H: OK jadi tadi tahapannya: mendengar, memahami, kemudian mengetahui bagaimana penanganan.

R: Iya. Betul. Dan itu rendah ternyata hasilnya. Misalnya bahwa cuci tangan adalah cara pencegahan yang baik itu ada 25% yang menyebut cuci tangan, tapi hanya 8% yang menyebut cuci tangan pakai sabun.

H: Dan ini anak-anak muda loh bung

R: Anak-anak muda..

H: Yang harusnya sangat akrab dengan informasi. Berarti informasi mana yang kalian baca.

R: Jadi ini sebenarnya mengingatkan kita bahwa penting sekali untuk terus menyampaikan informasi yang benar ke masyarakat.

H: Sosialisasi ya

R: Betul. Jadi lebih banyak bentuknya, lebih menarik sesuai dengan masing-masing audiens. Remaja ya remaja, anak sekolah ya anak sekolah, orang tua gitu ya. Kemudian UNICEF akhirnya memutuskan untuk membuat inisiatif ini sebenarnya bersama WHO juga International Red Cross Federation, kita membuat yang Namanya WhatsApp Chatbot.

H: WhatsApp Chatbot?

R: Jadi boleh di save nomornya di .

Boleh diulang ya? . DI save nomornya kemudian ketik corona. C o r o n a.

H: C ya bukan K? Tapi C.

R: He eh. Kemudian nanti Mas Latief akan mendapatkan sejumlah pertanyaan dasar dulu untuk tahu lokasi dimana jenis kelamin, kemudian Mas Latief dan pendengar lainnya nanti bisa memilih mau tahu informasi tentang apa. Ada pilihannya. Tentang apa itu COVID atau corona, bagaimana nularnya, apa saja gejalanya, jadi bisa pilih menunya.

H: Jadi basisnya WhatsApp ya?

R: Betul. Nanti langsung direspon otomatis. Misalnya pilih A maka akan langsung ada jawabannya. Pilih B langsung ada jawabannya. Sampai saat ini animonya masih cukup baik Mas. Jadi sampai saat ini hampir 40 ribu orang yang register di Chatbot ini.

H: Per hari?

R: Total.

H: Sudah berapa lama ini chatbotnya?

R: Ini sudah dimulai di awal Maret tanggal 3.

H: Baru 9 hari sudah 40 ribu. Jadi bentuknya kita bisa chatting, bisa tanya-tanya segala hal tentang covid19?

R: Betul. Jadi ini salah satu effort untuk membantu pemerintah memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Yang benar.

H: Saya tertarik dengan survei tadi 4 ribu responden itu. Ada 1 ribu orang tidak pernah mendengar..sekian ribu tidak tahu bahwa cuci tangan itu harus pakai sabun dan segala macam. Ini lingkup surveinya kota atau seluruh Indonesia atau gimana?

R: OK jadi memang ini survei terbatas. Datanya bukan data yang bisa digeneralisir gitu ya. Tapi ini sebagai input saja sebenarnya kepada para pembuat kebijakan untuk ayo dong kita harus paham nih sebenarnya apa sih yang dikhawatirkan masyarakat. Sebenarnya knowledge masyarakat sudah sampai mana sih? Apa sih yang harus kita lakukan? Itu sebenarnya mengingatkan..memberikan insight begitu saja. Jadi surveinya terbatas Mas, lagi-lagi ini hanya dilakukan pada UReporters, anak-anak muda yang tergabung sebagai relawan UNICEF usianya juga 61% di angka tahun. Mereka berasal dari beberapa kota besar di Indonesia. Jumlahnya jadi yang 100 ribu itu kita blast semua. Mau ikut berpartisipasi dalam survei atau tidak? Ada 4 ribu yang kemudian menjawab dan mau berpartisipasi. Inilah data yang kemudian kita analisa.

H: ya.