Apa Itu Sistem Systems Thinking Modeling

Pada tulisan sebelumnya, telah kita bahas sedikit mengenai apa itu sistem. Pada kesempatan kali ini, kita mencoba membahas mengenai sistem lebih rinci lagi dengan berangkat dari definisi sistem.

Sistem merupakan sebuah konsep yang luas dan abstrak. Karena luas dan abstrak, kita sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan dasar-dasar pemufakatan mengenai definisi sistem.

Dalam prakteknya, terminologi sistem telah sangat luas digunakan oleh berbagai disiplin ilmu sehingga muncul berbagai pendapat dalam penafsirannya.

Sistem ada yang menggunakannya untuk menunjuk pada suatu kumpulan yang disatukan oleh suatu bentuk yang saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya sehingga menjadi kesatuan yang bulat dan terpadu, seperti dalam sistem tata surya dan ekosistem.

Sistem ada yang menggunakannya untuk menyebutkan organ-organ tubuh yang khusus secara keseluruhan memberikan andil terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu, seperti dalam sistem pernafasan dan sistem pencernaan.

Sistem ada yang menggunakannya untuk merujuk pada sekumpulan gagasan yang tersusun, suatu doktrin, prinsip, dan hukum, seperti dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan sistem ada juga yang menggunakannya untuk mengacu pada suatu hipotesis atau suatu teori, untuk menunjuk suatu cara atau metode (pembelajaran sistem jarak jauh), dan juga untuk menunjuk pengertian skema atau metode pengaturan organisasi atau susunan tertentu, dan lain-lain.

Dari berbagai uraian mengenai penafsiran sistem di atas, apa sebenarnya sistem itu? Berikut adalah salah satu dari sekian banyak definisi mengenai sistem.

Definisi Sistem
Secara umum sistem didefinisikan sebagai kumpulan bagian-bagian yang saling berinteraksi, berinterelasi, dan saling bergantung antar bagian-bagian pembentuknya untuk mempertahankan keberadaan dan fungsinya sebagai keseluruhan dalam rangka mencapai suatu tujuan di dalam lingkungan yang kompleks.

(sumber: Daellenbach, 2005)

Gambar 1. Lingkungan, sistem, sub sistem dan bagian-bagian sistem

Gambar 1 memperlihatkan ilustrasi yang menggambarkan definisi tentang sistem tersebut. Berdasarkan definisi sistem di atas, paling tidak dapat kita identifikasi lima poin yang berkaitan dengan sistem.

1. Sistem merupakan kumpulan bagian-bagian yang terorganisir.
Sistem bukanlah merupakan suatu bagian tunggal, namun ia merupakan kumpulan bagian-bagian dan sub sistem yang tersusun mengikuti suatu struktur tertentu. Bagian-bagian sistem dapat berbentuk fisik, seperti: bagian-bagian komponen kendaraan bermotor; dapat pula berbentuk abstrak, seperti: informasi, akumulasi biaya, atau tingkat kepercayaan; dan bisa pula merupakan keterkaitan antara keduanya.

2. Bagian-bagian sistem terkait dan berinteraksi satu sama lain.
Suatu sistem baru akan terwujud apabila terjadi interaksi dan saling ketergantungan antar bagian-bagian pembentuknya. Interaksi dan saling ketergantungan di sini akan menghasilkan suatu ikatan antar bagian dalam sistem sehingga nantinya akan menghasilkan suatu perilaku tertentu dari sistem tersebut yang akan mengarah pada suatu kinerja yang akan mengendalikan dan mengarahkan sistem pada suatu tingkat prestasi (kinerja) tertentu.

3. Sistem memiliki tujuan bersama.
Suatu sistem mempunyai tujuan yang sangat tergantung dari dimensi atau sudut cara kita memandangnya. Tujuan sistem, bagaimana pun, merupakan suatu sifat sistem sebagai keseluruhan dan bukan sifat dari bagian-bagiannya secara sendiri-sendiri.

4. Sistem berada dalam lingkungan yang kompleks.
Suatu sistem berada pada suatu lingkungan tertentu. Lingkungan sistem sangat kompleks dan dapat dipandang sebagai segala sesuatu yang tidak menjadi bagian dari sistem (atau berada di luar sistem). Suatu sistem dapat memengaruhi lingkungannya, atau sebaliknya suatu sistem dapat dipengaruhi lingkungannya. Pada kenyataannya, lingkungan sistem lah yang sering kali lebih kuat memengaruhi suatu sistem, bukan sebaliknya.

5. Sistem mempunyai batas.
Antara sistem dengan lingkungannya dipisahkan oleh batas yang umumnya didefinisikan oleh pengguna, peneliti atau pengamat sistem. Batas ini merupakan kesiapan mental atau dapat diistilahkan Peter Senge sebagai mental model dalam memandang suatu sistem. Batas sistem ini menjadi penting bagi seseorang yang sedang mengamati suatu sistem agar pengamatan yang dilakukannya terhadap sistem berada dalam perspektif yang benar.

Terdapat dua faktor yang memengaruhi pendefinisian batas lingkungan sistem ini, yaitu: faktor relevansi dan faktor signifikansi dari lingkungan terhadap sistem. Faktor relevansi berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem, sedangkan faktor signifikansi berkaitan dengan tingkat agregasi sistem.

Agar kita dapat mengamati suatu sistem dengan cukup baik, kita, sebagai seorang pengguna atau peneliti sistem seharusnya tidak menentukan batas sistem terlalu luas, misalkan dengan memasukkan bagian-bagian yang tidak perlu dari sistem yang lebih besar (supra sistem), atau terlalu rinci dengan memasukkan bagian-bagian dari sistem yang lebih kecil (sub sistem).

Sistem dan Kumpulan
Salah satu kunci penting yang harus kita ingat dari suatu sistem adalah bahwa semua bagian sistem mempunyai saling keterkaitan dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya dengan tujuan tertentu.

Tanpa adanya saling keterkaitan dan ketergantungan antara satu dengan lainnya, maka yang kita lihat atau kita peroleh hanyalah suatu koleksi atau kumpulan dan bukan merupakan sistem.

Tabel 1 Perbedaan Antara Sistem dan Kumpulan

Sistem Kumpulan Interaksi bagian-bagian saling berhubungan atau penguatan yang berfungsi sebagai suatu keseluruhan. Merupakan suatu kumpulan bagian-bagian tanpa adanya keterkaitan atau hubungan. Sistem dapat berubah bila ada bagian-bagiannya yang dikurangi atau ditambahkan. Jika suatu sistem dipotong menjadi dua bagian, maka tidak akan mendapatkan dua sistem yang lebih kecil, namun suatu sistem yang rusak yang barangkali tidak lagi berfungsi. Sifat esensialnya tak akan berubah, meski ada bagian-bagiannya yang ditambahkan atau dikurangi. Jika koleksi dibagi dua koleksi, maka koleksi tersebut akan terbagi menjadi dua koleksi yang lebih kecil. Susunan bagiannya amat krusial. Susunan bagian-bagian atau potongan-potongannya tidak relevan. Bagian-bagiannya terkait dan saling bekerja sama. Bagian-bagiannya tak berhubungan, dan berfungsi terpisah. Perilakunya tergantung pada keseluruhan strukturnya. Dengan mengubah struktur berarti akan mengubah perilaku. Perilakunya (jika ada) tak tergantung pada ukuran atau jumlah bagian/potongan dalam koleksi tersebut. Sumber: O’Cornor, Tabel 1 memperlihatkan perbedaan antara sistem dan koleksi. Dari tabel 1 dapat kita lihat bahwa terdapat beberapa perbedaan antara sistem dan kumpulan.

Perbedaan antara sistem dan kumpulan umumnya terkait dengan interaksi antar bagian-bagiannya sebagai suatu keseluruhan, penambahan dan/atau pengurangan bagian-bagiannya yang dikaitkan dengan fungsinya, susunan bagian-bagian pembentuknya, dan bagaimana keterkaitan perilaku dengan keseluruhan pembentuknya.

Sekarang, marilah kita pikirkan perbedaan antara sebuah keluarga dan empat orang asing yang berkumpul di halte bis ketika menunggu bis kota atau perbedaan antara sebuah mobil dan komponen-komponen mobil yang terpisah dan belum dirakit atau perbedaan antara tubuh manusia dan organ-organ tubuh yang terpisah-pisah. Apa yang dapat kita lihat dari ketiga contoh tersebut?

Perbedaan dari ketiga contoh tersebut adalah bahwa keluarga, mobil, dan tubuh manusia masing-masing merupakan sistem. Ketiganya bukan merupakan jumlah dari bagian-bagiannya, namun masing-masing merupakan produk dari interaksinya.

Sistem mempunyai implikasi bahwa kinerjanya bergantung pada tingkat kinerja dari bagian-bagiannya yang dapat dengan cocok berinteraksi secara bersama-sama, dan tidak bergantung pada tingkat kinerja dari bagian-bagian sistem tersebut yang dilakukannya secara sendiri-sendiri.

Sebagai contoh, dalam sistem keluarga, kinerjanya sebagai keluarga yang mempunyai tujuan membentuk keluarga bahagia misalnya, bergantung pada tingkat kinerja anggota keluarganya yang berinteraksi bersama-sama sebagai keseluruhan keluarga, dan tidak bergantung pada kinerja yang dilakukan anggota-anggota keluarganya secara individual.

Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian. Jika bagian-bagian sistem tersebut mampu menunjukkan kinerja terbaiknya secara sendiri-sendiri, tidak secara otomatis bagian-bagian tersebut ketika dikumpulkan secara keseluruhan akan menghasilkan kinerja terbaik.

Sebagai contoh kumpulan para pemain sepak bola terbaik atau kumpulan orang-orang pandai bersama-sama membentuk sebuah tim, belum tentu menghasilkan kinerja tim terbaik jika mereka tidak bisa bekerja sama bersinergi untuk mencapai tujuan tim.

Contoh lain adalah seorang pemimpin suatu organisasi besar dengan bidang kerja tertentu yang berhasil menjalankan organisasinya dengan baik, tidak berarti secara otomatis pemimpin tersebut juga akan dapat memimpin suatu organisasi dengan bidang kerja yang semakin banyak atau semakin kompleks. [1.2]

Referensi:
1. Daellenbach H., McNickle D., (2005), Management Science: Decision-Making Through Systems Thinking,Palgrave Macmillan.
2. Kim, D. H, (1999), Innovation in Management Series Introduction to System Thinking. /introduction-to-systems-thinking/
3. O’ Conner, J., Mc Dennot, (1997), I. The Art of Systems Thinking: Essential Skill for Creativity and Problem Solving.
4. Trilestari, EW., Almamalik, L., (2010), Systems Thinking: Suatu Pendekatan Pemecahan Permasalahan yang Kompleks dan DInamis. Bandung: STIA-LAN Bandung Press.