Andrewinata Sonda On LinkedIn Sering Bingung Apa Bedanya HR Dan HC Istilah Human Resource HR Terus

Sering Bingung, Apa Bedanya HR dan HC? Istilah Human Resource (HR) terus mengalami perubahan sesuai zaman. Dulu atau sekarangpun mungkin kita akrab dengan nama HRD, HR atau Personalia. Seiring berjalannya waktu muncul istilah HC atau Human Capital. Bahkan ada juga istilah HRBP dan istilah lainnya terkait dengan HRD. Secara singkat saya ingin sampaikan apa bedanya HR dan HC. Perbedaan nama dan istilah ini ternyata menjadi pembeda dalam penerapannya. Ada perbedaan strategi dan penilaian dalam dua nama itu. Meski jenis pekerjaannya hampir sama. Human Resource (HR) memandang karyawan sebagai sumber daya. Hal ini bisa bermakna bahwa karyawan akan berkurang nilainya seiiring waktu. Misalnya pada jenis pekerjaan yang sifatnya produktifitas fisik. Maka semakin menua umurnya diasumsikan semakin minim produktifitasnya. Sedangkan Human Capital (HC) memandang karyawan sebagai aset. Semakin lama akan semakin mahal nilainya. Hal ini berhubungan dengan tingkat kematangan karyawan. Jenis pekerjaan tertentu yang membutuhkan jam terbang tinggi dan full skill akan membuat pekerja semakin lama semakin ahli. HR juga memandang biaya yang dikeluarkan untuk karyawan sebagai beban anggaran. Tak heran ada banyak PHK yang dilakukan demi merampingkan perusahaan atau penghematan. Sedangkan HC memandang karyawan sebagai modal atau aset. Sejak perekrutan, HC akan menganggap biaya yang dikeluarkan sebagai aset yang suatu saat akan berkembang. HC atau HR itu prinsip kerjanya tetap berhubungan dengan manusia. Investasi versi HC juga kadang-kadang bisa boncos. Dan itu adalah resiko bisnis. Kadang ada karyawan yang sudah dibentuk secara matang malah kabur ke kompetitor. Sebab itu HC juga akan fokus pada turn over karyawannya. Secara aktual dilapangan, istilah HC, HRBP, HR, Personalia itu sangat dekat dan cenderung sama secara sekilas, mungkin ada perusahaan yang sudah menganut pola HC namun masih memiliki nama sebagai HR. Ada juga yang bernama HC namun menganut pola HR. Ingat ya teman-teman semuanya. Karyawan itu resign bukan hanya soal tawaran gaji tinggi di tempat lain. Tapi ada banyak sekali faktor. Saya banyak menemukan karyawan yang ogah pindah meski ditawari gaji lebih tinggi. Ada hal lain yang dipertimbangkan. Misalnya: 1. Growth perusahaan 2. Rasa memiliki 3. Atasan yang tidak toxic 4. Lingkungan kerja yang nyaman 5. Gaji yang cukup Saya rasa saat ini sudah tidak banyak lagi orang yang rela menukarkan kesehatan mental demi uang. Masih ada, tapi tidak banyak lagi. Sebab itu HR atau HC harus fokus pada 4 hal di atas jika ingin perusahaannya berkembang. Sepakat?PROACT Consulting