3 Cara Trading Dengan Support Dan Resistance

Support dan resistance bukan hal asing bagi trader yang sudah lama berkecimpung di dunia ini. Mereka yang profesional tentunya juga paham mengenai cara trading dengan support dan resistance, tetapi bagi trader pemula cara ini mungkin masih asing untuk diterapkan dalam aktivitas trading. Untuk itu, HSB akan membagikan informasi cara trading dengan support dan resistance pada artikel ini.

Pengertian Support dan Resistance
Support dan resistance adalah salah satu indikator kunci dari analisis teknikal. Analisis teknikal diperlukan untuk dapat mengenali pola masa lalu dan memprediksi pola masa depan. Trader menggunakan garis atau level support dan resistance untuk mengidentifikasi titik harga pada grafik saham.

Sehingga kamu dapat menemukan waktu terbaik untuk membeli, menjual, dan menahan saham yang kamu miliki.

Apa Itu Support?
Support adalah batas bawah pergerakan harga pada saat pembeli memiliki peluang yang lebih besar untuk kembali muncul melakukan pembelian saham. Hal ini dikarenakan para trader beranggapan bahwa harga sudah pada posisi murah sehingga akan membuat harga cenderung kembali naik ke atas atau rebound.

Support merupakan garis di bawah chart yang dapat membantu memberikan informasi kepada trader ketika akan membeli saham. Level support yang kuat ditunjukkan dengan chart yang mendekati garis tetapi tidak melebihi garis batas support. Pada kondisi ini, kamu bisa melakukan buy untuk saham baru.

Apa Itu Resistance?
Resistance adalah garis yang berada di atas grafik atau batas atas harga saham. Garis resistance umumnya dipakai untuk strategi saat menjual saham. Hal ini dikarenakan pola harga saham turun saat mendekati garis resistance. Oleh karena itu, trader akan menjual sahamnya saat tinggi agar tidak mengalami kerugian saat turun kembali.

Pada saat resistance, trader memiliki peluang yang lebih besar untuk kembali melakukan penjualan saham. Hal ini dikarenakan para penjual beranggapan bahwa harga sudah berada di posisi tinggi dan para penjual sudah mendapatkan keuntungan, sehingga harga menjadi cenderung memantul ke bawah atau bounce back.

> Baca juga:Raih Untung dengan Belajar Trading Pemula Terlengkap

3 Jenis Support dan Resistance
Terdapat beberapa jenis Support dan Resistance yang harus kamu ketahui, diantaranya yaitu:

1. Classic Support dan Resistance (CSR)
Classic support dan resistance menggunakan siklus high or low dari harga berapa pun. CSR akan digunakan dalam chart pattern dan untuk menentukan break out atau false break price action. Kamu dapat menggunakan CSR untuk menetapkan target harga tetapi tidak untuk harga all time high.

2. Dynamic Support dan Resistance (DSR)
Karena harga bergerak dalam formasi diagonal, kamu membutuhkan dynamic support dan resistance yang secara konsisten mengikuti perkembangan harga. DSR akan membantu kamu menemukan support dan resistance yang tepat selama tren lanjutan. Namun pada saat sideways, DSR sebaiknya tidak digunakan untuk trading.

3. Harmonic Support dan Resistance (HSR)
Harmonic Support dan Resistance atau HSR sangat berguna untuk menemukan target harga lanjutan jauh sebelum harga nyata muncul. Selain itu, kamu juga dapat menemukan target Price All time high. Menggabungkan CSR dan DSR ke dalam HSR dapat memberikan hasil yang maksimal. HSR menggunakan cluster harga fibonacci untuk memprediksi support dan resistance pada masa depan.

> Baca juga:Belajar Support dan Resistance: Pengertian dan Strateginya

Tidak hanya itu, kamu juga bisa mempelajari Level Support dan Resistance melalui penjelasan dalam video berikut ini:

Cara Menentukan Support dan Resistance
Menentukan sebuah support dan resistance adalah analisis dengan kemungkinan dari formasi harga yang terbentuk sebelumnya. Karena memiliki sifat probabilitas, terkadang analisis dan keputusan tersebut tidak tepat dan tidak sesuai dengan yang diharapkan saat kondisi tertentu. Hal tersebut dikarenakan sifat pasar yang acak dan sulit diprediksi dengan akurat.

Jika ingin menentukan support dan resistance yang akurat, terdapat 2 hal yang dapat diperhatikan. Adapun 2 hal tersebut sebagai berikut:

1. Menggunakan Level Psikologis
Level psikologis biasanya diartikan sebagai level putaran yang mudah diingat sebagai contoh 500, 1000, dan lain sebagainya. Apabila harga dapat mencapai angka bulat tersebut, pergerakannya pun akan sangat cepat.

Pada level psikologis, apa pun time frame yang digunakan dalam aktivitas trading, harga cenderung turun berbalik arah. Level psikologis yang biasa ditemukan pada pasar saham adalah nilai angka yang diakhiri dengan dua nol pada sistem penetapan harga empat digit.

2. Berdasarkan Pivot Point
Pivot point dihitung berdasarkan harga penutupan dan pembukaan setiap harinya. Pivot points banyak digunakan trader untuk memperoleh level support dan resistance saat memantau pergerakan pasar. Berdasarkan titik pivot, akurasi letak support dan resistance berada di bawah level psikologis. Selama fluktuasi yang signifikan dalam pergerakan harga, pasar cenderung melihat level volatilitas dan mengabaikan level pivot.

3. Berdasarkan Swing High dan Swing Low
Cara menentukan support dan resistance selanjutnya adalah memberi tanda ketika harga tidak mencapai level tertinggi atau terendah. Ketika harga mencapai level tertinggi, maka kondisi tersebut disebut dengan swing high.

Sebaliknya, jika harga tidak mencapai level terendah, maka disebut dengan swing low. Swing high berkaitan dengan resistance sedangkan swing low berkaitan dengan support.

> Baca juga:Cara Membuat Trading Plan dan Contohnya!

Setelah mengenal support dan resistance, kamu mungkin tertarik untuk mencoba cara ini saat melakukan trading terutama untuk jangka pendek. Berikut merupakan 3 cara trading dengan support dan resistance:

1. Gunakan Trading Plan dan Money Management
Pada saat kamu melakukan pembelian pada area support dan harga tidak bergerak tidak sesuai yang diharapkan, maka kamu harus memikirkan tindakan apa selanjutnya yang harus dilakukan.

Kejadian tersebut dapat diantisipasi menggunakan pembuatan perencanaan pembelian dengan sebagian modal bukan modal seluruhnya untuk mengurangi risiko yang timbul.

2. Tentukan Stop loss
Tentukan stop loss setelah pembelian harga saham untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar ketika harga mengalami penurunan secara drastis. Untuk mengatur stop loss lakukan dengan melihat posisi level.

Pada kondisi sell, atur stop loss yang lebih tinggi dari titik resistance. Sebaliknya, pada kondisi dalam posisi buy, tentukan stop loss di bawah titik support.

3. Penjualan Bertahap
Jika dilakukan pembelian pada area resistance, maka jual saham dengan cara bertahap untuk mengantisipasi harga yang masih memiliki kemungkinan untuk mengalami kenaikan yang lebih tinggi lagi. Sehingga saat harga naik, kamu masih memiliki saham atau instrumen trading lainnya untuk dijual dan menerima keuntungan.

Itulah tadi penjelasan dan informasi seputar cara trading dengan support dan resistance. Kamu dapat menentukan target harga untuk entry dan berhenti melalui harga support dan resistance yang ada sebelumnya.

Cara trading dengan support dan resistance dapat kamu terapkan pada beberapa instrumen investasi seperti trading saham atau trading emas online melalui aplikasi trading HSB. HSB merupakan broker trading tepercaya dengan komisi rendah dan rasio profit leverage 1:2000. Mau trading di berbagai instrumen yang aman dan mudah? Hubungi HSB sekarang juga.***