3 Cara Melatih Diri Untuk Bertanggung Jawab Terhadap Kehidupan
Tanggung jawab adalah satu atau beberapa kewajiban yang dimiliki oleh individu dalam menjalani kehidupannya yang mana dalam pelaksanaan kewajiban ini, individu mendapat dorongan dari dalam jiwanya untuk memenuhi semua kewajiban yang ditanggung oleh dirinya.
Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti memiliki tanggung jawab. Minimalnya pasti ada satu tanggung jawab yang dimilikinya dalam hidup. Misalnya, tanggung jawab untuk tidak menyakiti diri sendiri. Itu juga termasuk ke dalam kategori tanggung jawab loh. Oleh karena itu, setiap individu PASTI memiliki tanggung jawab pribadi atau tanggung jawab yang dimiliki untuk dirinya sendiri.Dikarenakan kita semua pasti memiliki tanggung jawab, maka kita harus memastikan kapan kita perlu mengambil tanggung jawab. Tanggung jawab hadir karena ada suatu tanggungan yang harus dipikul atau masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan.
Di dalam tanggung jawab, fokus terbesarnya adalah “Diri Sendiri”. Ketika kita ingin mengambil tanggung jawab, hal utama yang perlu kita pikirkan adalah “Apakah hal tersebut terjadi pada saya atau hal tersebut terjadi karena saya?” Mengapa kita perlu berfokus pada hal ini?.
Dalam kehidupan, ada hal-hal yang memang terjadi pada kita dan tidak bisa untuk kita hindari. Selain itu, kehidupan juga akan menawarkan hal-hal yang memang terjadi karena hasil perbuatan atau tindakan yang kita lakukan. Nah, hal-hal seperti inilah yang masih bisa kita kendalikan.
Seringkali, segala peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan kita adalah hal-hal yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya nih, ada kotoran burung di atas mobil kita, rekan kerja kita menumpahkan kopi secara tidak sengaja di kemeja putih kita, tim bola basket kesukaan kita dikalahkan oleh tim lain, dan lain sebagainya. Dari semua contoh-contoh tersebut, kita tidak bisa mengendalikannya bukan? Ini menunjukkan bahwa banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan di dalam kehidupan.
Ketika kita ingin mengambil tanggung jawab atas hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, ini hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga kita saja. Logikanya, apakah kita bisa berbicara pada seekor burung untuk tidak mengotori mobil kita dengan kotorannya? Apakah kita bisa berbicara dengan tim bola basket lain untuk tidak mengalahkan tim bola basket favorit kita? Atau bisa kah kita menghindar dari rekan kerja yang tidak sengaja menumpahkan kopi di atas kemeja putih kita? Tentu saja tidak bisa, karena semua benar-benar terjadi di luar kendali kita.
Untuk memahami “tanggung jawab” lebih dalam, kita bisa mempelajari ilmu psikologi secara singkat terlebih dahulu. Dalam psikologi, ada yang dinamakan dengan “Lokus kontrol eksternal” dan “Lokus kontrol internal”. Lokus kontrol eksternal terjadi ketika kita percaya dan meyakini bahwa faktor eksternal dapat mengendalikan situasi kita sekarang. Sedangkan, lokus kontrol internal terjadi saat kita yakin bahwa kita bisa memegang kendali, kita bisa mengontrol sesuatu yang mungkin akan terjadi. Dengan kata lain, lokus kontrol internal membuat diri kita merasa bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Nah, di titik lokus kontrol internal inilah tanggung jawab akan muncul di dalam diri kita. Ketika kita mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidup, ini sama saja bahwa kita telah menempatkan diri sendiri pada posisi yang berkuasa. “Saya adalah pengontrol pada kehidupan saya sendiri”. Untuk memahami hal ini lebih jelas, Yuk kita simak contoh di bawah ini:
Contoh pertama: ketika saya berkata pada rekan kerja saya “Anda benar-benar membuat saya marah!” Kira-kira pernyataan ini menunjukkan bahwa kita adalah seseorang yang menyebabkan rekan kerja kita membuat kita marah? Atau kita adalah seseorang yang mendapatkan efek menyebalkan dari orang lain, sehingga kita menjadi marah?
Mungkin rekan-rekan pembaca akan menjawab bahwa “saya adalah seseorang yang mendapatkan efek menyebalkan dari rekan kerja saya, sehingga saya menjadi sangat marah”. Ini memang jawaban yang masuk akal. Namun jika kita teliti lebih dalam, sebenarnya tidak ada siapapun yang memiliki kekuatan untuk membuat kita merasa marah, sedih, kesal atau bahagia, kecuali diri kita sendiri yang mengizinkannya.
Segala apapun yang dilakukan oleh orang lain, kita tetap bisa memiliki kendali yang baik. Kita bisa memilih untuk marah atau memilih untuk meninggalkan orang tersebut, lalu menenangkan diri kita.
Dengan kata lain, ketika kita masih bisa memegang kendali, itu berarti kita seseorang yang menerima efek atau dampak. Jadi, tanggung jawab kita adalah mengendalikan diri kita sendiri. Yap! Inilah poin pentingnya. Tanggung jawab adalah hal-hal yang berkaitan dengan kontrol diri sendiri. Tanpa kontrol diri, hidup kita pasti akan sangat berantakan karena kita telah mengizinkan segala hal yang baik dan buruk untuk masuk ke dalam kehidupan kita tanpa permisi, tanpa penyaring dan tanpa kontrol apapun.Kita adalah pengontrol hidup yang kita miliki, bukan orang lain. Nah, lantas bagaimana caranya agar kita dapat melatih tanggung jawab dengan baik? Berikut ini ada tiga cara utama yang bisa kita lakukan untuk melatih diri dan mulai mengambil tanggung jawab penuh terhadap kehidupan pribadi kita. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Membuat Jurnal.
Menulis jurnal adalah salah satu cara terampuh untuk merekam apa saja yang sudah terjadi di dalam kehidupan kita. Kita bisa menulis jurnal di dalam laptop atau menulisnya di dalam buku jurnal khusus. Apapun bentuknya, kita perlu menulis jurnal setiap hari agar kita bisa mengambil tanggung jawab dalam kehidupan kita sendiri.
Di dalam jurnal, kita perlu menuliskan tiga hal yang dapat kita lakukan untuk menjadikan hari kita lebih indah. Setiap hari akan berakhir, kita perlu menuliskan tiga hal besar yang terjadi pada hari itu, dan jangan lupa untuk menuliskan satu hal yang dapat kita lakukan untuk menjadikan hari itu lebih baik.
Dengan menulis jurnal, kita bisa menuliskan segala cerita, pengalaman dan tindakan yang kita hadapi dalam satu hari tersebut, sehingga kita bisa memiliki kontrol diri atas segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita. Hasilnya, kita akan memberikan tanggung jawab yang lebih terhadap diri sendiri.
2. Menenangkan Diri.
Cara kedua yang bisa kita lakukan adalah berusaha menenangkan diri. Dengan menenangkan diri, secara tidak langsung kita sedang menikmati kehidupan yang terjadi. Menikmati wanginya hujan, berisiknya percikan air, dan segala hal yang ada di sekitar kita. Ketika kita sudah bisa menenangkan diri dan menerima segala hal yang ada di sekitar kita, maka kita sudah bisa memahami dengan baik bahwa “ada banyak hal yang tidak bisa saya kendalikan, namun itu terasa indah”. Saya tidak bisa mengendalikan hujan yang turun secara tiba-tiba, namun hujan sangat terlihat indah dan menentramkan. Tanggung jawab saya adalah tidak menyalahkan hujan yang turun ke bumi, melainkan memanage diri dengan menenangkan diri dan menikmati turunnya hujan.
Dengan kata lain, ketika kita sudah berhasil menenangkan diri, maka kita akan lebih mudah dalam menjalani tanggung jawab.
3. Mencontoh Orang-orang Hebat yang Sangat Menginspirasi.
Coba cari satu atau dua orang yang pantas kita idolakan karena telah melaksanakan tanggung jawab yang sangat menakjubkan. Misalnya sosok ayah di dalam keluarga atau sosok seorang pemimpin di kantor. Perhatikan bagaimana mereka menjaga kontrol diri dan melaksanakan tanggung jawab dengan sangat baik.Lihatlah apa yang mereka lakukan ketika ada orang lain yang membuat mereka marah dan kesal? Apa yang mereka lakukan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan? Perhatikan segala tingkah laku mereka, jika memang patut untuk dicontoh, maka jadikanlah mereka idola kita.
Setelah membaca artikel di atas, kami harap rekan-rekan pembaca jauh lebih memahami apa makna dari “tanggung jawab” yang sesungguhnya. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.