Trading Dengan Zona Supply And Demand Ala Trader Pro

> Ingin belajar lebih lanjut trading dengan Supply And Demand seperti pro? Simak dan baca baik-baik artikel berikut ini.
Prinsip Supply And Demand bisa digunakan sebagai perangkat analisa trading forex. Salah satu cara menggunakannya adalah dengan mengandalkan zona keseimbangan sebagai halte-halte zona Supply And Demand dan sistem trading yang diterapkan, serta dasar hukum penawaran dan permintaan secara umum.

Semua pembahasan tersebut sudah dijelaskan secara rinci dalam artikel sebelumnya, Cara Trading Supply And Demand Untuk Pemula. Nah, pada artikel kali ini, akan dibahas cara trading lanjutan yang bisa diaplikasikan oleh trader non pemula.

Zona Keseimbangan Supply And Demand
Sebelum melanjutkan, mari mengulang sedikit pembahasan tentang zona keseimbangan. Zona atau halte-halte ini menjadi daerah saat jumlah pembeli dan barang yang tersedia sama besarnya. Tidak ada kekurangan maupun surplus yang bisa menyebabkan perubahan harga secara signifikan. Halte-halte inilah yang dikenal dengan nama zona keseimbangan.

Zona keseimbangan biasanya digambarkan dengan harga-harga yang berhimpitan satu sama lain, dan terlihat seperti orang yang sedang berbaris rapi. Pada zona keseimbangan ini, harga sering mondar-mandir pada daerah tertentu sebelum akhirnya melakukan Breakout dan melanjutkan perjalanannya. Di zona Supply And Demand ini pula, terjadi tawar menawar harga antara penjual dan pembeli untuk menentukan kemana selanjutnya harga akan bergerak.

Masih ingatkah Anda dengan grafik pada konsep dasar hukum zona Supply And Demand? Jika lupa silahkan kembali lihat gambar di bawah ini.

(Baca juga: Mengenal Supply And Demand)

Pada keempat hukum tersebut tidak pernah dibahas nota mengenai keseimbangan harga. Keempat hukum tersebut difokuskan pada nota saat harga mengalami ketidakseimbangan yang dikarenakan berbedanya jumlah barang yang tersedia dan peminat barang. Hal itu pulalah yang akan dibahas lebih lanjut pada artikel ini.

Zona Ketidakseimbangan Supply And Demand
Berkebalikan dari zona keseimbangan, zona ketidakseimbangan merupakan zona-zona ekstrim tempat harga dapat bergerak secara signifikan. Pada zona ketidakseimbangan ini, terdapat kecenderungan perbedaan besar antara jumlah pasokan dengan peminatnya. Zona ketidakseimbangan inilah yang sering dimanfaatkan untuk melihat titik-titik penting Reversal dan Retracement pada pasar.

Jika dalam zona keseimbangan terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli, maka pada zona ketidakseimbangan telah terjadi kecenderungan dan bias perihal kemana harga itu akan bergerak. Zona ini banyak digunakan trader ritel maupun bank untuk menempatkan order-order besarnya. Karena banyaknya order pada zona ini, zona ini juga sering disebut dengan area likuiditas tinggi.

(Baca juga: Liquiditas Dan Volatilitas Dalam Pasar Forex)

High Liquidity Zone atau zona likuiditas tinggi mampu menawarkan tingkat eksekusi dengan risiko kecil dan peluang yang besar. Zona ini sangat baik dijadikan patokan untuk menentukan titik balik maupun penerusan pada pasar. Namun demikian, bukan berarti zona ini merupakan area sempurna yang pasti akan bereaksi pada semua jenis pasar. Tetap ingat, tidak ada yang benar-benar tahu kemana harga pada pasar akan bergerak, Trader hanya bisa mengawasi, menganalisa, serta memprediksi arah pergerakan harga. Jika Anda dapat memiliki suatu alat dengan tingkat risiko kecil dan tingkat return yang tinggi, tentu saja itu sangat menguntungkan bukan?

Sebelum melanjutkan lebih dalam ke berbagai macam zona ketidakseimbangan, mari simak struktur dasar zona ketidakseimbangan dalam sebuah candlestick.

>

Terdapat 3 bagian utama penyusun candlestick tersebut. Bagian Body candle melambangkan zona keseimbangan, sedangkan 2 Shadow candle melembangkan zona ketidakseimbangannya. Seperti yang dapat diperhatikan pada gambar di atas, terdapat 2 jenis zona ketidakseimbangan, yaitu zona Supply dan Zona Demand. Zona Supply adalah daerah-daerah yang terdapat banyak penjual yang siap menjual barangnya, sedangkan zona Demand adalah daerah-daerah yang terdapat banyak pembeli yang siap membeli barang.

Sekarang perhatikan sebuah candlestick Nothern Pin Bar, atau dalam bahasa awamnya dapat disebut sebagai Pin Bar dengan buntut panjang di atas. Dalam buku candlestick karangan Steve Nison, Pin Bar seperti ini melambangkan kuatnya minat para Seller dalam suatu pasar. Trader pun disarankan untuk membuka Sell pasca terbentuknya Pin Bar. Semakin besar perberdaan panjang buntut dan Body-nya, maka semakin besar pula tekanan jual tersebut.

Mari melihat kasus ini dari kacamata zona Supply And Demand. Jika dilihat dari anatomi candle, nilai Supply atau barang yang tersedia jauh lebih banyak dari nilai Demand atau permintaannya. Semakin besar panjang buntutnya, maka semakin jauh perbedaan antara jumlah barang dengan peminatnya. Semakin lebar zona Supply jika dibandingkan dengan zona Demand-nya, tentu saja akan menekan harga untuk turun dengan kuat.

Konsep ini hampir mirip dengan konsep dasar dari penggunaan garis Support dan Resistance. Pada level Support, kecenderungan harga untuk naik menjadi lebih besar, sedangkan pada level Resistance, kecenderungan harga untuk turun menjadi lebih besar. Level ini digambarkan sebagai zona pada Supply And Demand. Selain itu, sama seperti Support dan Resistance, tentu saja dapat terjadi Breakout pada zona ini.

Jenis-Jenis Zona Ketidakseimbangan
Secara umum terdapat 2 buah jenis zona ketidakseimbangan, yaitu zona Supply dan zona Demand. Kedua zona Supply And Demand ini juga terbagi dalam zona penerusan harga dan zona pembalikan harga. Mari bahas satu per satu berdasarkan kecenderungan pergerakan harganya.

Zona Penerusan Harga
Dengan kecenderungan harga untuk terus melanjutkan perjalanan, zona ketidakseimbangan ini biasanya muncul setelah pergerakan kuat ke satu sisi terjadi pada pasar. Waktu yang dibutuhkan harga untuk berbalik bisa beragam.

1. Zona Drop Base Drop Supply

Zona ini merupakan daerah yang menandai akan terjadinya penurunan harga secara signifikan. Zona Drop Base Drop Supply (DBD Supply) sering ditandai karena biasanya harga akan melakukan Pullback ke daerah ini setelah menembus suatu Support maupun suatu zona keseimbangan.

2. Zona Rally Base Rally Demand

Zona ini merupakan daerah yang menandai akan terjadinya kenaikan lanjutan pada harga secara signifikan. Sama seperti zona sebelumnya, daerah ini juga menjadi tempat Pullback harga setelah menembus suatu Resistance atau zona keseimbangan. Untuk selanjutnya, zona ini akan disebut RBR Demand.

Zona Pembalikan Harga
Dengan kecenderungan harga untuk berbalik arah, zona ketidakseimbangan ini muncul saat harga pada pasar mencapai titik Resistance tertentu. Harga yang mencapai level itu akan memutuskan untuk berbalik dan menjauhi zona tersebut. Waktu yang dibutuhkan harga untuk berbalik bisa beragam.

1. Zona Rally Base Drop Supply

Zona ini merupakan daerah yang menandai pembalikan harga dari sebuah kenaikan ke penurunan. Setelah menyentuh zona ini, harga bisa saja tidak kembali, atau malah berbalik menembus setelah mencari pembeli di zona Demand. Untuk selanjutnya, zona ini akan disebut RBD Supply.

2. Zona Drop Base Rally Demand

Zona ini merupakan daerah yang menandai pembalikan harga dari sebuah penurunan ke kenaikan. Setelah menyentuh zona ini, harga bisa saja tidak pernah kembali, atau malah berbalik menembus setelah mencari penjual di Supply terdekat. Untuk selanjutnya, zona ini akan disebut DBR Demand.

Cara Menggambar Zona Ketidakseimbangan
Menggambar zona ketidakseimbangan itu jauh lebih mudah daripada menggambar zona keseimbangan biasa. Bias yang dapat ditimbulkan dari perspektif pada saat menggambar zona keseimbangan, tidak akan timbul dalam proses menggambar zona ketidakseimbangan. Mengapa demikian?

Dalam menggambarkannya, akan digunakan patokan pola-pola candle stick yang sudah terkenal. Selain Pin bar seperti yang telah dicontohkan di atas, terdapat beberapa pola candlestick lain yang dapat menjadi patokan dalam menggambar zona ketidakseimbangan. Beberapa pola candle tersebut adalah:

a. Engulfing/Harami/Piercing

b. Pin Bar/ Doji

Cara Trading Dengan Supply And Demand
Sebelum membahas lebih dalam mengenai trading dengan zona ketidakseimbangan ini, selalu ingat 4 aturan penting ini:

1. Sell hanya di Supply.
2. Buy hanya di Demand.
3. Selalu lihat ke kiri.
4. Selalu perhitungkan risiko dengan detail.

Selanjutnya mari membahas bagaimana sistem trading dengan zona ketidakseimbangan Supply And Demand. Sejatinya, sistem trading ini akan difokuskan hanya pada Entry Pullback/Retest/Retracement saja. Entry ini dapat bersifat Counter Trend maupun Follow Trend. Berikut lengkapnya:

Dalam menyaring market, tandai terlebih dahulu zona ketidakseimbangan yang ada pada time frame 1-hari atau 1-minggu. Tujuannya adalah untuk melihat posisi harga saat ini jika dilihat dari Big Picture-nya. Perhatikan contoh di bawah berikut ini, yang merupakan grafik EUR/USD time frame 1-hari sebagai gambaran besar.

Kondisi Setup yang diharapkan bukan melihat pada tren secara keseluruhan. Dalam sistem trading ini, yang perlu dilihat adalah posisi harga saat ini dalam time frame besar. Perhatikan Chart time frame 1-hari EUR/USD di atas.

Harga saat ini sedang berada di dekat zona RBR Demand-nya. Zona tersebut sempat hampir dikunjungi beberapa tahun yang lalu, tapi ditolak bahkan sebelum sempat memasukinya. Harga kemudian kembali bertengger pada daerah ini. Jika pembalikan harga ke zona itu beberapa tahun yang lalu tidak diikutkan (harga belum masuk ke zona), maka saat ini merupakan momen Pullback pertama harga.

Melihat harga saat ini berada di zona Demand, maka tentu saja fokus akan lebih tertuju untuk mencari peluang Buy pada time frame yang lebih kecil. Selanjutnya, bukalah salah satu time frame di bawah 1-hari untuk memulai trading. Sesuaikan time frame ini dengan jenis trading Anda. Misalnya, trading dengan time frame 4-jam mewakili jenis trading Intraday dan semi-swing.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Entry dalam strategi ini bisa dari Pullback, Retrace maupun Retest pada zona ketidakseimbangan Supply And Demand. Ketentuan Entry sebenarnya tidak sulit. Semakin sering zona tersebut muncul, maka semakin tidak valid pula zona itu. Tentu saja Pullback pertama merupakan yang terbaik. Jika melihat chart time frame 4-jam di atas, saat ini harga sedang dalam proses melakukan Pullback kedua dari zona ketidakseimbangan. Dengan demikian, Anda bisa mempersiapkan Entry dari kemungkinan tertolaknya harga dari dari zona tersebut.

Beberapa Trader SnD, memasang Pending Order berlapis di zona-zona ini. Beberapa memasangnya sebelum harga memasuki zona, beberapa lagi memasangnya saat harga sudah mendekati batas akhir zona. Pasalnya, tidak ada yang tahu kapan harga benar-benar akan ditolak atau zona. Saya sendiri lebih prefer untuk menunggu harga mendekati batas akhir zona, mengingat risiko yang ditanggung jadi jauh lebih kecil dengan kemungkinan keuntungan yang bertambah besar. Satu hal yang pasti, SL Anda sudah harus terpasang dengan rapi beberapa pip setelah batas akhir zona.

* Exit: Trailing Stop Atau BEP?

Untuk Exit dari sistem trading ini, fokusnya ada pada zona kebalikannya. Jika Anda menjual pada Supply, maka level Take Profit yang paling aman tentu saja ada di Demand terdekat. Namun sesuai pengetahuan kita bersama, harga pasar tidak bisa diperkirakan semulus itu. Kadang harga yang sudah Running Profit pun dapat berbalik menjadi Loss setelah ditinggal beberapa saat. Dalam menanggulangi hal ini, para trader biasanya menggunakan Trailing Stop atau memindahkan SL ke BEP (Breakeven Point). Mana yang baik digunakan untuk sistem trading ini?

Menurut salah satu Trader Support Anda Deman terkenal, Sam Seiden, yang paling baik digunakan adalah pemindahan ke BEP. Penggunaannya mengaplikasikan perhitungan Risk Reward Ratio. Misalnya jika Anda melihat chart Open Posisi di atas, rasio perbandingan Risk dan Reward yang digunakan adalah 1:3. Menurut Sam, Anda baru boleh memindahkan SL Anda Ke Breakeven Point saat harga Running mencapai keuntungan sebesar 2 kali risk yang Anda tetapkan. Cara itu digunakan oleh Sam setelah bertahun-tahun melakukan riset menggunakan sistem trading ini.

Bonus: Strategi Zona Ketidakseimbangan Dengan RR Hingga 1:50
Pada artikel sebelumnya mengenai trading dengan Supply And Demand Basic, saya sempat menjanjikan sebuah sistem trading dengan RR hingga 1:50. Mari saya jelaskan strategi tersebut di sini.

Strategi ini berbasiskan zona ketidakseimbangan dan pola chart Continuation, khususnya Wedge dan Flag. Pernah mempelajari pola harga ini? jika belum, sebaiknya Anda baca dulu artikel mengenai pola ini.

(Baca juga: Pola Rising Dan Falling Wedge)

Dalam pola Wedge, harga bergerak dengan kuat ke satu arah yang kemudian disusul dengan pelemahannya, ditandai oleh bentukan mengerucut yang seperti irisan sebuah lingkaran. Dalam pergerakan pola ini, trader diharuskan menunggu Breakout ke salah satu sisi agar posisi bisa di-trigger. Well, jika Anda menggunakan zona ketidakseimbangan, pola Wedge ini biasanya akan menuju ke daerah Supply terdekat sebelum kembali meloncat sesuai dengan pergerakan awalnya. Tidak percaya? Silahkan cek chart Anda atau lihat contoh di bawah ini. Biasanya Trader Supply And Demand menyebut strategi ini sebagai Compression.

Sebelumnya saya minta maaf karena tidak berhasil menemukan Setup yang mampu menawarkan RR 1:50. Contoh dari guru saya pun hilang entah kemana. But, RR mendekati 1:40 tidak begitu buruk bukan?

Sebelum mempraktekkan strategi ini di pasar, Saya menyarankan untuk melakukan Backtest dan Forward Test terlebih dahulu agar pemahaman tentang zona keseimbangan ini dapat lebih meresap dalam pemahaman Anda. Semakin sering Anda berlatih menggambar zona Supply And Demand ini, semakin gampang pula Anda mendeteksinya di kemudian hari.

FAQ Trading Dengan Zona Supply And Demand
Di bawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang cara trading dengan zona supply and demand beserta jawaban pendek untuk menyingkat waktu Anda membacanya.

Apa itu zona keseimbangan supply and demand dalam forex?
Zona keseimbangan ialah area saat jumlah pembeli dan barang yang tersedia sama besarnya. Zona keseimbangan biasanya digambarkan dengan harga-harga yang berhimpitan satu sama lain, dan terlihat seperti orang yang sedang berbaris rapi. Pada zona keseimbangan, harga sering lalu-lalang sebelum akhirnya melakukan Breakout dan melanjutkan perjalanannya.

Apa fungsi dari supply and demand?
Supply and demand dapat digunakan sebagai perangkat analisa trading forex. Salah satu caranya dengan mengandalkan zona keseimbangan sebagai halte-halte zona Supply And Demand pada sistem trading yang diterapkan, serta dasar hukum penawaran dan permintaan secara umum.

Apa konsep dasar hukum zona Supply And Demand?
Ada empat dasar hukum supply and demand:

– Jika demand meningkat namun supply tidak berubah, maka akan terjadi kelangkaan bara dan harga jadi naik.
– Jika demand mengecil namun supply tidak berubah, maka penumpukan barang terjadi diserta penurunan harga.
– Jika deman tetap sedangkan supply meningkat, maka penumpukan barang akan terjadi disertai penurunan harga.
– Jika demand tetap dan supply turun, maka kelangkaan barang terjadi disertai kenaikan harga.

Apa itu Drop base drop?
Drop base drop merupakan daerah yang menandai akan terjadinya penurunan harga secara signifikan. Pada zona Drop Base Drop Supply (DBD Supply) sering ditandai dengan Pullback harga ke daerah ini setelah menembus suatu Support maupun zona keseimbangan.

Bagaimana Cara Trading Dengan Supply And Demand?
Yang pertama-tama Anda harus lakukan ialah menyaring market. Tandai terlebih dahulu zona ketidakseimbangan yang ada pada time frame 1-hari atau 1-minggu. Kemduain tentukan setup trading Anda. Kondisi Setup yang diharapkan bukan melihat pada tren secara keseluruhan, namun posisi harga saat ini dalam time frame besar. Untuk entry, fokus pada Entry Pullback/Retest/Retracement saja. Untuk Exit dari sistem trading ini, fokusnya ada pada zona kebalikannya.