Strategi Digital Marketing Untuk Perusahaan B2B
Pemasaran digital atau digital marketing semakin marak digunakan oleh para pebisnis. Selain biayanya yang cenderung lebih murah, digital marketing juga memungkinkan bisnis Anda untuk menjangkau customer dari seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Tak hanya pebisnis B2C saja yang melakukan pemasaran digital. Pelaku bisnis B2B pun sudah semakin banyak yang memasarkan produknya secara online. Namun tahukah Anda, terdapat perbedaan dalam strategi pemasaran produk B2C dan B2B untuk mengoptimalkan penjualan.
Bagi Anda para pelaku bisnis, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah B2B dan B2C. Secara umum, Business to Business (B2B) merupakan bisnis yang melakukan penjualan barang atau jasa ke bisnis lainnya, bukan kepada konsumen perorangan. Sementara itu, Business to Customer (B2C) adalah bisnis yang melakukan penjualan barang atau jasa ke konsumen perorangan.
Misalnya Anda adalah pemilik bisnis consumer good yang menjual beragam makanan ringan, minuman, serta produk kebersihan. Jika Anda menjual produk Anda langsung kepada konsumen perorangan, maka bisnis Anda adalah B2C. Namun jika Anda menjual produk Anda hanya dalam jumlah besar kepada perusahaan/pebisnis lainnya, maka model bisnis Anda adalah B2B.
Karakteristik Perusahaan B2B
Karakteristik bisnis B2B tentu berbeda dengan B2C, mulai dari target pasar, proses penjualan, hingga strategi pemasarannya. Inilah karakteristik perusahaan B2B ini yang harus Anda ketahui:
1. Perusahaan B2B cenderung memiliki proses yang lebih panjang dalam penjualan produk. Dikarenakan penjualannya dalam jumlah besar dan melibatkan lebih dari satu pengambil keputusan, maka proses penjualan hingga closing pun akan memakan waktu yang lebih lama daripada perusahaan B2C.
2. Dibutuhkan proses negosiasi yang membangun kepercayaan dalam proses penjualan produk B2B. Komunikasi yang baik antar penjual dan pembeli sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan jangka panjang.
3. Target market produk B2B cenderung lebih sempit ketimbang produk B2C yang bisa dipasarkan ke perseorangan. Karena itulah, strategi pemasaran digital perusahaan B2B pun berbeda dengan bisnis B2C.
4. Meskipun pemasaran dilakukan secara digital, tetap dibutuhkan kontak secara langsung dengan customer B2B. Pemasaran digital yang dilakukan biasanya berupa leads atau data calon customer agar dapat Anda hubungi kembali untuk melakukan komunikasi atau negosiasi.
Tips Pemasaran Digital Perusahaan B2B
Sebelumnya sudah dibahas karakteristik perusahaan B2B dan apa yang membedakannya dengan perusahaan B2C. Kemudian bagaimana dengan strategi digital bisnis B2B? Salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah tempat Anda memasarkan produk B2B Anda secara digital.
Ada banyak platform untuk memasarkan produk B2B Anda secara online. Misalnya media sosial seperti Facebook dan Instagram, kanal video Youtube, website pribadi, mesin pencari Google, ataupun Marketplace. Berikut ini beberapa langkah dan tips pemasaran digital bagi Anda pebisnis B2B!
1. Memiliki Website Profesional untuk Bisnis
Kunci dari suksesnya bisnis B2B adalah kepercayaan pelanggan. Memiliki website profesional untuk bisnis Anda tentu akan meningkatkan kepercayaan perusahaan Anda di mata customer. Anda pun dapat memasarkan produk Anda dengan leluasa di website bisnis Anda.
Website ibarat kantor online Anda di internet. Beberapa perusahaan bahkan membuat beberapa website sekaligus agar dapat menguasai pasar. Namun untuk permulaan, Anda bisa membuat satu website profesional untuk perusahaan Anda. Membuat dan mengelola website sebaiknya Anda serahkan kepada ahlinya agar website dapat berjalan secara optimal dan mendatangkan banyak customer potensial.
2. Menggunakan Google Ads ketimbang Socmed Ads
Setelah memiliki website, yang perlu Anda lakukan berikutnya adalah mendatangkan pengunjung ke website Anda. Caranya yaitu dengan beriklan di Google.
94% konsumen mencari informasi tentang produk di internet sebelum membeli produk tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah di mana customer produk Anda mencari produk tersebut di internet. Produk-produk B2B cenderung dicari oleh perusahaan melalui Google. Apalagi jika produk B2B Anda adalah produk keperluan industri atau konstruksi. Google Ads tentu adalah pilihan yang lebih tepat untuk mendatangkan traffic ke website Anda.
Proses pemasangan Google Ads diawali dengan menganalisa kata kunci yang sesuai dengan produk yang Anda pasarkan. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan budget dan target iklan Anda serta membuat copy writing iklan.
3. Menggunakan SEO untuk Perkembangan Website Jangka Panjang
SEO (Search Engine Optimization) adalah serangkaian strategi yang digunakan untuk meningkatkan traffic website Anda secara organik (bukan dengan iklan). Jika Google Ads bisa mendatangkan customer secara instan, SEO membutuhkan waktu lebih lama. Namun jika SEO sudah berhasil diterapkan pada website Anda, Anda tidak perlu lagi membayar iklan Google untuk mendatangkan traffic. SEO adalah investasi jangka panjang yang tepat untuk website Anda.
Ada dua strategi SEO, yaitu On Page dan Off Page. SEO on page bisa dilakukan dengan membuat konten website yang sesuai dengan kata kunci yang dituju produk, memasang backlink internal, serta yang terpenting, menentukan beberapa keyword yang akan dioptimasi. Sementara SEO Off Page dapat dilakukan dengan memasang backlink eksternal dari website berkualitas.
4. Menggunakan Marketplace Khusus B2B
Produk-produk B2B cenderung berbeda dengan produk B2C. Kemungkinan Anda akan kesulitan menemukan produk konstruksi seperti alat berat atau bahan kimia konstruksi di Marketplace B2C. Namun tidak demikian dengan Marketplace yang secara khusus memasarkan produk-produk B2B. Mulai dari alat konstruksi, bahan baku industri, sampai beragam peralatan elektronik dan kebutuhan bisnis lainnya tersedia di Marketplace B2B.
Ada banyak marketplace yang sedang berkembang saat ini. Namun jika bisnis Anda adalah B2B, sebaiknya Anda menggunakan marketplace B2B seperti Indotrading.com. Dengan memasarkan produk di Marketplace B2B, Anda juga berkesempatan untuk bertemu dengan customer yang sesuai dengan target pasar Anda serta mengikuti tender online.
5. Segera Follow Up Leads yang Anda dapatkan dari Pemasaran Digital
Seperti sudah disinggung sebelumnya, bentuk conversion dari digital marketing untuk bisnis B2B adalah berupa leads atau data perusahaan client. Segera follow up leads yang Anda dapatkan dan jelaskan dengan detil produk Anda kepada customer. Sekali lagi, komunikasi dan kepercayaan yang baik adalah kunci dari keberhasilan bisnis B2B.
Selain berbentuk leads, melalui Marketplace B2B atau website Anda juga bisa mendapatkan telepon langsung dari customer dengan mencantumkan nomor telepon perusahaan Anda. Pastikan Anda menerima panggilan telepon dengan ramah dan menjawab kebutuhan calon customer Anda.
Di atas adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengoptimalkan pemasaran digital untuk bisnis B2B Anda. Mulai dari memiliki website profesional, menggunakan Google Ads, SEO, hingga mendaftar di Marketplace B2B sesuai dengan bisnis yang Anda jalankan.
Semoga dapat bermanfaat bagi Anda yang sedang mengembangkan bisnis B2B, khususnya dengan cara digital. Jika Anda adalah supplier, distributor, atau pemegang merek dengan target pasar B2B, gunakan strategi yang tepat untuk bisnis B2B Anda.
Hal penting lainnya yang harus Anda lakukan sebelum memulai sebuah bisnis adalah dengan melakukan pencatatan untuk setiap transaksi yang terjadi, baik itu penjualan maupun pembelian.
Hal ini untuk memastikan kesehatan finansial Anda terpantau secara optimal dan tidak ada pos pengeluaran yang terjadi pemborosan.
Untuk memudahkan proses ini, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur sesuai kebutuhan dan mudah digunakan, salah satunya adalah Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online yang ramah pengguna dengan harga yang paling terjangkau di Indonesia.
Anda juga bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.