Berapa Dosis Vitamin D3 Yang Dianjurkan Dikonsumsi Setiap Hari
Ilustrasi vitamin D. ©Shutterstock.com/ Johan Larson
Merdeka.com – Kebutuhan vitamin harian merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran terutama di masa pandemi COVID-19. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan vitamin ini adalah dengan mengonsumsi suplemen vitamin.
Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM mengatakan orang-orang saat ini bisa mengonsumsi vitamin D3 dosis 1000 IU dan agar tepat konsumsinya maka disarankan memeriksa darah terlebih dulu.
“Mengonsumsi vitamin D3 dosis 1000 IU bisa dilakukan, tapi kalau mau tepat memang harus cek darah. Kalau memang rendah kita bisa menganjurkan sampai 5.000 IU sehari-harinya, apalagi kalau ada penyakit,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Prof. Iris menyatakan bahwa vitamin D termasuk satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh organ kita yang memiliki reseptor. Vitamin ini bersifat meregulasi sistem imun serta meningkatkan aktivitas sel imun dalam melawan virus dan bakteri.
“Dalam masa pandemi COVID-19, memang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari- terkait vitamin D,” kata Iris.
Prof. Iris menyarankan konsumsi vitamin D3 pada pagi hari bersama makanan karena larut dalam lemak. Vitamin D3 sudah masuk dalam Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4 yang disusun oleh 5 organisasi profesi kedokteran dan dirilis pada Januari 2022.
Pedoman yang menjadi rujukan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menangani COVID-19 ini menjelaskan vitamin D IU IU digunakan sebagai terapi pasien dengan seluruh tingkat gejala. Pemberian Vitamin D3 dilakukan selama 14 hari.
2 dari 2 halaman
Peran Penting Vitamin D
Berdasarkan studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, Vitamin D berperan penting dalam mencegah gejala berat pasien COVID-19. Studi ini melibatkan 1.176 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit pada April 2020 sampai Februari 2021.
Penelitian tersebut juga mengungkap tingkat mortalitas pasien COVID-19 dengan defisiensi vitamin D berkisar di angka 25,6 persen. Sedangkan, tingkat mortalitas pada pasien COVID-19 dengan kadar vitamin D yang mencukupi jauh lebih rendah, yaitu 2,3 persen.
Untuk menjamin ketersediaan Vitamin D, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kini telah memperbarui aturan mereka. Sebelumnya di Indonesia hanya boleh diproduksi Vitamin D dengan dosis 400 IU, tapi untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan maka dosis di atas 1000 IU sudah bisa diproduksi.
Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Herry Sutanto mengatakan berusaha menjamin ketersediaan dengan memproduksi dan mengedarkan vitamin D IU sesuai aturan BPOM.
“Kami berupaya terus mengembangkan kapabilitas dan kapasitas untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Melalui komitmen kuat terhadap mutu tersebut, kami ingin memenuhi kebutuhan masyarakat untuk produk kesehatan, termasuk produk Vitamin D3,” terangnya.
Baca juga:
Mengapa Cuaca Tak Menentu Buat Badan Kita Merasa Merasa Meriang dan Pilek
Orangtua Perlu Tahu Kapan Anak Mulai Boleh Menggunakan Gawai
Kenali Gejala yang Kerap Muncul pada Anak yang Terinfeksi COVID-19 Omicron
Begini Cara Jaga Kesehatan Mental Hanya dari Rumah selama Pandemi
Pentingnya Penerapan Protokol Kesehatan pada Anak untuk Memutus Infeksi COVID-19
Kenali dan Wapadai Terjadinya MIS-C pada Anak Penyintas COVID-19
KOMPAS.com – Kesehatan yang prima dan imunitas tubuh yang kuat menjadi kunci di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.
Berbagai vitamin dikonsumsi untuk menjaga kesehatan, termasuk vitamin D. Namun, penting mengetahui berapa banyak tubuh membutuhkan vitamin tersebut.
Konsumsi berlebihan justru membawa dampak negatif.
Berapa batasan konsumsi vitamin D untuk tubuh?
Dokter yang juga ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen, mengatakan, dosis atau angka kecukupan vitamin D bergantung pada usia seseorang.
“Untuk anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui memiliki angka kecukupan vitamin D yang berbeda-beda,” ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/11/2020).
Berikut rincian angka kecukupan vitamin D, seperti dibagikan dokter Tan:
* Anak-anak dan remaja membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
* Orang dewasa yang berusia sampai 71 tahun membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
* Orang dewasa yang berusia lebih dari 71 tahun membutuhkan vitamin D sebanyak 20 mcg per hari dan 800 IU per hari.
* Ibu hamil membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
* Ibu menyusui membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
Baca juga: Studi Terbaru Covid-19 Terkait Golongan Darah O dan Vitamin D
Peran vitamin D menjaga imunitas tubuh
Tan mengungkapkan, vitamin D memiliki berbagai peran dalam menjaga kekebalan tubuh atau imunitas.
“Vitamin D dalam imunitas bekerja sebagai anti peradangan dan regulasi kekebalan tubuh, meningkatkan kinerja limfosit T dan makrofag, menurunkan lama rawat inap rumah sakit,” ujar Tan.
Kekurangan vitain D bisa menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi dan kelainan yang berkaitan dengan imunitas.
Vitamin D bisa diperoleh melalui sinar matahari (pro vitamin D3) yang baik untuk kulit, hati, dan ginjal.
Pada sumber hewani, vitamin D3 bersumber dari ikan berlemak, hati, kuning telur, dan mentega.
Sedangkan sumber nabati, vitamin D2 bisa didapatkan dengan mengonsumsi jamur (dengan pencahayaan ultraviolet), dan pangan terfortifikasi.
Ada pula faktor penurunan produksi vitamin D yang perlu diketahui. Penurunan terjadi karena faktor usia.
“Produksi vitamin D akan turun karena faktor usia, yakni kulit menipis, konsentrasi 7-dehidro-kolesterol menurun dalam epidermis, pigmentasi kulit (kulit berwarna lebih gelap), dan penggunaan tabir surya,” ujar Tan.
Konsumsi suplemen vitamin D
Meski ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, orang-orang cenderung memilih jalan pintas dengan mengonsumsi suplemen vitamin D.
Menurut dia, mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D melewatkan kesempatan yang mudah dalam mendapatkan vitamin tersebut.
“Saya sih punya prinsip, jika kita punya Matahari, orangnya sehat, enggak uzur-uzur amat, lha ngapain minum suplemen? Ini kayak punya dapur, kulkas isi bahan makanan, punya peralatan masak, tapi catering setiap hari,” ujar Tan.
Ia mengingatkan agar tak sembarangan mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya tidak asal-asalan mengonsumsi.
“Harus dicek dulu kategori vitamin D dalam plasma itu insufisiensi atau defisiensi, karena kita enggak bisa ambil tindakan jika belum tahu kondisi saat ini gimana,” lanjut dia.
Oleh karena itu, Tan mengimbau agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D.
Sebab, vitamin D tidak hanya berperan dalam kekuatan dan kesehatan tulang, melainkan berperan dalam metabolisme ginjal dan organ dalam lainnnya.
Dampak Kelebihan Vitamin D
Melansir Healthline, ada enam efek samping jik mengonsumsi vitamin D terlalu banyak.
1. Peningkatan kadar darah
Sebuah studi menemukan, seorang wanita memiliki kadar vitamin D 476 ng/ml (1.171 nmol /l) setelah mengonsumsi suplemen yang memberinya 186.900 IU vitamin D3 per hari selama dua bulan.
Kadar vitamin D yang di atas 100 ng/ml dinilai berbahaya.
Akibatnya, wanita tersebut dirawat di rumah sakit setelah dia mengalami kelelahan, pelupa, mual, muntah, bicara cadel, dan gejala lainnya.
2. Peningkatan kadar kalsium darah
Asupan vitamin D yang berlebihan menyebabkan kalsium darah yang mengakibatkan gejala hiperkalsemia atau kadar kalsium darah tinggi, seperti:
* Gangguan pencernan, seperti muntah, mual dan sakit perut
* Kelelahan dan pusing
* Haus yang berlebihan
* Sering buang air kecil
3. Nafsu makan buruk
Efek samping lain dari terlalu banyak mengonsumsi vitamin D yakni nafsu makan buruk atau tidak nafsu makan.
Meski demikian, gejala ini tidak terjadi pada semua orang dengan peningkatan kadar kalsium.
4. Sakit perut, sembelit, dan diare
Sakit perut, sembelit, dan diare adalah keluhan pencernaan umum yang sering dikaitkan dengan intoleransi makanan atau sindrom iritasi usus besar.
Namun, kondisi tersebut juga bisa menjadi tanda peningkatan kadar kalsium yang berkaitan dengan konsumsi vitamin D.
Gejala-gejala ini dapat terjadi pada mereka yang menerima vitamin D dosis tinggi untuk memperbaiki kekurangan vitamin D dalam tubuh.
5. Keropos tulang
Terlalu banyak vitamin D dapat mengganggu kesehatan tulang.
Beberapa penelitian menyebutkan, konsumsi vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan rendahnya kadar vitamin K2 dalam darah.
Salah satu fungsi vitamin K2 yang terpenting adalah menjaga kalsium di dalam tulang dan keluar dari darah. Kadar vitamin D yang sangat tinggi diyakini dapat mengurangi aktivitas vitamin K2.
6. Gagal ginjal
Asupan vitamin D yang berlebihan juga disebut menyebabkan cedera ginjal.
Dalam sebuah studi, seorang pria dirawat di rumah sakit karena gagal ginjal, peningkatan kadar kalsium darah, dan gejala lain yang terjadi setelah dia menerima suntikan vitamin D.
Gagal ginjal sendiri dapat diobati dengan mengisi cairan tubuh (hidrasi) dan pengobatan oral atau intravena.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link /kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Berapa kali sehari minum vitamin D3 1000?
1 kali sehari 1 tablet. Periksa kadar Vitamin D darah sesudah penggunaan 6 (enam) bulan atau lebih. Konsultasikan dengan dokter untuk penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.
Apakah boleh minum vitamin D IU setiap hari?
The Institute of Medicine merekomendasikan batas aman asupan harian untuk orang dewasa sampai 4.000 IU/hari. Lebih dari 10.000 IU per hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan jaringan. Solusi terbaik adalah untuk memeriksa ke dokter Anda sebelum mengkonsumsi suplemen vitamin D.
Berapa dosis Vit D3 untuk orang dewasa?
Dosis vitamin D3 yang dapat diberikan setiap harinya adalah IU untuk orang dewasa. Sehingga, dengan sediaan 2000 IU, Anda dapat mengonsumsi vitamin tersebut satu kali setiap harinya.
Berapa kali sehari minum vitamin D IU?
Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : 1 tablet kunyah, 1 kali sehari.