AVI MKV Atau MP4 Memahami Dan Membandingkan Jenis File Video

oleh Merdesa· Dipublikasikan 15 November 2017· Di update 15 November Kenapa begitu banyak format video? Kenapa kita tidak bisa menggunakan satu saja selamanya? Ada begitu banyak format jenis file video di luar sana, banyak format jenis video yang telah punah tapi banyak pula yang tetap eksis. Seringkali saya merasa frustrasinya saat mendownload video yang hanya tersedia dalam format yang tidak didukung oleh perangkat yang saya gunakan?

Sebagai contoh, saya pernah mendownload sebuah video tutorial dengan jenis format video MOV, format video ini ternyata tidak dapat diputar pada televisi usang saya karena tidak didukung format video-nya. Jadi, alih-alih ingin nyaman nonton video tutorial di ruang tv seperti yang saya inginkan, akhirnya saya harus menonton di komputer saya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang perlu diketahui untuk menghindari permasalahan ini? Inilah yang perlu kita ketahui tentang format video, kontainer, dan codec.

Memahami Kontainer dan Codec
File multimedia terdiri dari dua bagian, yaitu kontainer dan codec. Perbedaan antara kedua bagian inilah adalah yang membuat banyak pengguna kebingungan, namun begitu kita memahami perbedaan ini, nantinya kita akan melihat mengapa beberapa file video lebih disukai orang lain.

Bila kita melihat file video dengan ekstensi tertentu, artinya kita melihat jenis kontainer. Tipe kontainer menentukan jenis data yang dapat disimpan dalam file dan bagaimana data disusun dalam file. Misalnya, format kontainer mungkin memiliki ruang untuk satu track video, satu track audio, dan satu track subtitle. Permasalahannya adalah, jenis kontainer tidak harus mendikte bagaimana data dikodekan.

AVI MKV MP4 Memahami Membandingkan Jenis File Video
(Image Credit: Michal Steflovic via Shutterstock)

Rekaman video mentah membutuhkan banyak ruang hardisk, rekaman satu menit video bisa memakan beberapa gigabyte ruang hardisk tergantung pada resolusi dan framerate. Itu sebabnya track video perlu dikompresi ke dalam ukuran file yang realistis dan masuk akal sebelum bisa di-burning ke dalam cakram atau diunduh secara online. Ada beberapa metode kompresi yang berbeda, masing-masing dengan pro dan kontra tersendiri.

Ketika kita berbicara tentang codec video, kita berbicara tentang metode kompresi yang berbeda ini. Dan yang penting untuk diketahui adalah file kontainer bisa mendukung beberapa codec.

Beginilah masalah yang bisa timbul. Sekalipun perangkat kita tahu cara membaca format kontainer video MP4, mungkin kita tidak tahu cara memecahkan kode track video di dalam file MP4 tersebut, yang mungkin akan dikodekan sebagai Xvid, x264, atau x265. Atau mungkin tidak bisa membaca track audio, yang bisa dikodekan menggunakan sejumlah metode kompresi audio.

Kontainer Video Umum
Dari sekian banyak jenis kontainer video yang pernah diperkenalkan, hanya segelintir saja yang digunakan sehari-hari. Saat mendownload video dari web, ada kemungkinan 99 persen bahwa file tersebut akan menjadi salah satu dari tiga jenis kontainer berikut:

* AVI (Audio Video Interlaced) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992 oleh Microsoft, video AVI adalah tipe yang paling populer sepanjang tahun 90an dan memasuki awal tahun 2000-an. Kontainer ini hanya bisa berisi track video dan audio, dan bisa juga menyimpan beberapa track dari masing-masing tapi fitur ini jarang digunakan. Keterbacaan AVI hampir universal, namun memiliki beberapa keterbatasan kompresi yang menghasilkan file berukuran lebih besar dari rata-rata.
* MKV (Matroska Video Container) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002, format Matroska bersatandar standar bebas dan terbuka, yang telah membantu tetap relevan selama ini. MKVs dapat berisi hampir semua jenis codec video dan audio, plus track multiple subtitel, menu dan chapter DVD, menjadikannya format yang paling fleksibel saat ini. Popularitas Matroska terus meningkat, namun belum didukung secara universal.
* MP4 (MPEG-4 Version 2) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001 namun kemudian direvisi pada tahun 2003, format MP4 berawal dari Format File QuickTime yang kemudian disempurnakan dengan beberapa cara. Kontainer ini mendukung beragam codec video dan audio tapi paling sering digunakan dengan H.263 / H.264 untuk video dan AAC untuk audio. Juga mendukung trarck subtitel.

Codec Video Umum
Meskipun dunia belum memutuskan satu standar pun, kabar baiknya adalah kebanyakan video diproduksi menggunakan salah satu dari empat codec video berikut. Bahkan lebih baik lagi, kebanyakan perangkat dan aplikasi pemutar video dan perangkat lunak mendukung sebagian besar codec yang biasa digunakan di luar kotak. Codec yang tidak cocok jarang terjadi akhir-akhir ini dan seharusnya hanya terjadi dengan video yang sangat tua atau sangat jarang.

* WMV (Windows Media Video) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999, WMV adalah codec eksklusif yang dikembangkan oleh Microsoft untuk digunakan dengan format kontainer ASF milik mereka. File dengan ekstensi WMV adalah kontainer ASF dengan trek video WMV, namun trek video WMV juga dapat disimpan dalam kontainer AVI atau MKV. Sebagian besar perangkat Microsoft masih mendukungnya, namun perangkat tersebut telah menjadi tidak begitu populer dalam penggunaannya dalam beberapa tahun terakhir.
* Xvid (H.263 / MPEG-4 Part 2) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001 sebagai pesaing open source untuk DivX, Xvid menjadi populer karena kemampuannya untuk mengkompres film DVD hingga ukuran CD tanpa mengorbankan banyak kualitas. Kebanyakan player mendukung Xvid hari ini.
* x264 (H.264 / MPEG-4 AVC) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2003, H.264 paling dikenal sebagai salah satu standar pengkodean yang digunakan pada video Blu-ray dan sebagai standar pengkodean paling populer untuk streaming video, yang digunakan oleh situs seperti YouTube, Vimeo, dll. X264 adalah implementasi open source yang menghasilkan video berkualitas lebih tinggi dengan ukuran file yang lebih kecil.
* x265 (H.265 / MPEG-H HEVC) – Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013, H.265 adalah penerus yang akan datang dari H.264, yang memungkinkan kompresi data lebih dari dua kali sekaligus menjaga kualitas video yang sama. Ini juga mendukung resolusi hingga 8K. Semua ini berarti bahwa H.265 akan membuka jalan bagi video dengan kualitas lebih baik sambil menjaga ukuran file tetap masuk akal. x265 merupakan implementasi open source. Karena H.265 masih baru, jadi belum banyak didukung.

Bergantung pada codec mana yang digunakan, kita akan mendapatkan kompromi yang berbeda antara kualitas video dan ukuran file. Itu sebabnya seseorang bisa nge-rip film Blu-ray dengan ukuran 1080p di bawah 2 GB dan orang lain dapat nge-rip film yang sama dengan ukuran 720p lebih dari 5 GB. Ini juga menjelaskan mengapa video di situs Vimeo terlihat lebih baik daripada video di situs YouTube bahkan pada resolusi yang sama — yang terpenting pada metode encoding!

Format Video Mana yang Terbaik?
Hanya ada dua situasi di mana kita perlu mengetahui mengenai format video “terbaik”:

1. Ketika kita membuat video dan kita perlu memikirkan pro dan kontra dari berapa banyak orang yang dapat memainkan jenis kontainer tertentu, berapa banyak orang yang dapat memainkan codec tertentu, dan bagaimana memaksimalkan kualitas video sambil meminimalkan ukuran file.
2. Kita diberi pilihan untuk mendownload video dalam berbagai format dan kita ingin tahu mana yang akan memberi kita kualitas terbaik, ukuran file terkecil, atau kompromi antara keduanya.

Untuk kontainer, pilih MP4 jika kita ingin memastikan dukungan pemutaran universal namun MKV semakin populer karena menawarkan lebih banyak fitur dan fleksibilitas. Sebagai bentuk dukungan agar MKV terus tumbuh, kita harus mempertimbangkan untuk beralih dari MP4 ke MKV.

Untuk codec video, H.264 adalah pilihan terdekat untuk mentalitas set-it-and-forget-it. Ini memiliki dukungan terluas dan menawarkan keseimbangan di atas rata-rata antara kualitas video dan ukuran file. Tapi karena H.265 mendapat dukungan selama beberapa tahun ke depan dan saat resolusi video mendorong ke arah 4K, 8K, dan seterusnya, kita pasti ingin beralih ke sana.

Semoga bisa membantu! Masih ada pertanyaan? Jangan ragu untuk bertanya! Jika tidak, jika Anda memiliki hal lain untuk ditambahkan, beri tahu kami pada komentar di bawah ini. ***