Apa Itu Toyota Production System
Pengertian Sistem Produksi Toyota (Toyota Production System)– Toyota merupakan sebuah merek otomotif terkenal di dunia dengan produk-produk otomotif yang berkualitas tinggi. Dalam melakukan produksinya, Toyota menggunakan sistem produksi yang dikenal dengan sebutan Sistem Produksi Toyota atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Toyota Production System yang disingkat dengan TPS. Sistem produksi yang dikembangkan oleh Taiichi Ohno dan Eiji Toyoda dari Toyota Motor Corporation ini bertujuan untuk memberikan kualitas terbaik, biaya terendah dan jangka waktu (lead time) produksi terpendek melalui penghapusan pemborosan-pemborosan atau wasteyang terjadi pada saat produksi. Saat ini banyak perusahaan manufakturing yang mempelajari dan menerapkan sistem produksi Toyota ini dalam menjalankan produksi dan operasional perusahaannya. Konsep Lean Manufacturing pada dasarnya merupakan bagian dari Sistem Produksi Toyota ini. Sistem Produksi Toyota pada dasarnya terdiri dari dua pilar utama yaitu “Just In Time (JIT)” dan “Jidoka” yang didukung oleh Kaizen, Standarisasi kerja, Heijunka, PDCA, 5S, Total Productive Maintenance (TPM) dan metode-metode ilmiah lainnya sebagai pondasi yang biasanya digambarkan dengan bentuk “Rumah” seperti pada gambar dibawah ini. Sistem Produksi Toyota merupakan cara untuk mengurangi Takt Time, mengurangi cacat dan biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, kepatuhan terhadap jadwal pengiriman dan meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkannya. Menurut Sistem Produksi Toyota, ada tiga ketidakefisiensian yang harus dihindari atau setidaknya dikurangi agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang disebutkan diatas. Tiga ketidakefisiensian yang dimaksud tersebut diantaranya adalah Muda, Mura dan Muri atau kadang-kadang disingkat dengan 3M. 3M dalam Sistem Produksi Toyota (TPS) Muda – Muda adalah Kegiatan atau proses yang tidak memberikan nilai tambah (no value add) atau biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemborosan. Menurut Taiichi Ohno, ada 7 Pemborosan atau 7 Muda yang harus dihindari dalam produksi. Ketujuh pemborosan dan muda tersebut diantaranya adalah Waste of Overproduction, Waste of Inventory, Waste of Defects, Waste of Transportation, Waste of Motion, Waste of Waiting, Waste of Overprocessing. * Mura– Mura adalah ketidakmerataan atau ketidakkonsistenan yang dapat menyebabkan Muda atau pemborosan. Contoh Mura seperti fluktuasi permintaan pelanggan yang naik turun, ketidakseimbangan proses sehingga ada proses yang cepat dan ada proses tertentu yang sangat lambat ataupun siklus waktu pembuatan produk yang berbeda-beda. * Muri – Yang dimaksud Muri adalah beban yang berlebihan atau beban yang melampau batas kemampuan sumber daya (tenaga kerja, mesin, proses). Muri merupakan salah satu penyebab terjadinya Mura. Terjadinya Muri dapat dikarenakan oleh penggunakan alat atau mesin yang salah, kekurangan pelatihan pada tenaga kerja ataupun ketidakjelasan prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh tenaga kerja. Dua Pilar Utama Sistem Produksi Toyota (TPS)Untuk mengurangi 3M (Muda, Mura dan Muri), ada dua metode yang dapat dilakukan. Dua metode tersebut merupakan dua pilar Sistem Produksi Toyota yang disebutkan sebelumnya, yaitu JIT dan Jidoka. Just In Time Manufacturing Just In Time atau JIT adalah sebuah konsep dimana seluruh proses produksi baru akan dimulai hanya ketika pelanggan memesannya dan memenuhi kebutuhan pelanggan pada waktu yang tepat sesuai dengan jumlah yang dikehendaki oleh pelanggan. Semua sumber daya yang diperlukan oleh proses produksi disiapkan tepat pada waktu saat dibutuhkan saja. Konsep Just In Time ini bertujuan untuk mengurangi 3 dari 7 pemborosan/Muda yang disebut sebagai sumber ketidakefisiensian oleh sistem produksi Toyota ini. Ketiga Pemborosan yang dapat dihindari apabila menerapkan sistem produksi Just-In-Time Manufacturing ini adalah Waste of Overproduction, Waste of Inventory, Waste of Waiting. Jidoka (Autonomation) Jidoka merupakan bahasa Jepang yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Otomasi (bahasa Inggris : Automation). Namun penerjemahan yang sering digunakan adalah “Autonomation” yang artinya adalah “Automation with Human Touch” atau “Otomasi dengan Sentuhan Manusia”. Jadi pada dasarnyan yang dimaksud dengan Jidoka atau Autonomation ini adalah penggunaan mesin untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan dan menghentikan proses produksi secara otomatis apabila terjadi kesalahan atau kesalahan tersebut. Dengan demikian, kualitas produk yang dihasilkan oleh produksi dapat dijaga dengan baik serta bebas dari segala kecacatan.